LAILAHAILLAH_MUAHAMMADURASULULLAH

2013/01/18

Know Your Enemies, Status Perancis Di Hadapan Kaum Muslimin

============================================================================

                            
 
kaum Muslimin, yakni Kafir Harbi, yakni negara kafir yang selalu memerangi kaum Muslimin, maka status Perancis juga harus diperjelas di hadapan kaum Muslimin.
Sebagaimana AS, Perancis berstatus sama yakni Kafir Harbi, yakni negara kafir yang selalu memerangi kaum Muslimin. Setan besar atau pimpinan perang salib baru adalah AS, dan Perancis (juga Inggris) adalah sekutu terdekat dan merupakan pionir-pionir perang salib baru.
Dalam buku Fakta-Fakta Sewindu Perang Salib Baru dijelaskan bagaimana perang dan kiprah negara kafir harbi Perancis dalam memusnahkan Islam dan kaum Muslimin di negeri Maghribi Islami (Aljazair) yang menjadi anteknya.

Melalui pemerintahan bonek Aljazair, Perancis melakukan kristenisasi yang membuat generasi miskin Maghribi memeluk aqidah trinitas dan mengatakan bahwa Allah adalah Al Masih Ibnul Maryam. La haula wa laa quwwata illa billah.
Sedari dulu hingga kini, Perancis memiliki dendam dan permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslimin. Perancis, sebagaimana negara-negara barat kristen tidak rela sedikit pun akan kemajuan Islam dan kaum Muslimin, terlebih lagi jika mereka mampu dan berhasil menerapkan syariat Islam secara sempurna. Untuk itu, mereka atau Perancis selalu membuat kebijakan yang menentang Islam dan kaum Muslimin, serta syariatNya.

 Perancis melarang kaum Muslimin di negeri tersebut mengenakan cadar atau burqa. Mereka juga melarang kaum Muslimin untuk membangun masjid dan menaranya, bahkan mengdiskriditkan dan mendzolimi hampir seluruh Muslim di negeri tersebut, khususnya para Muslimah.

Memahami Target Prioritas Musuh

Syekh Hazim Al-Madani dalam bukunya “Hakadza Naral Jihad Wa Nuriduhu” memasukkan Perancis di rangking satu prioritas musuh-musuh Islam. Di rangking satu musuh-musuh Islam itu terdapat Yahudi, Nasrani Barat, sebagai pimpinan perang salib baru, Amerika dan Eropa Barat, baik protestan dan katolik (di sini termasuk Perancis), Nasrani Timur, termasuk Rusia, dan Arab (ortodoks), Hindu, kaum paganis lain, dan syi’ah.
Selain itu, Perancis masuk dalam kategori persekutuan atau koalisi Salibis-Yahudi yang memerangi Islam dan kaum Muslimin tiada henti, hingga hari ini. Dengan demikian, sebagaimana penjelasan Syekh Hazim Al-Madani dalam bukunya, maka umat Islam, khususnya Mujahidin harus memahami dan mengetahui siapa musuhnya, mana yang didahulukan, termasuk memahami siapa kita, siapa yang bersama kita, siapa yang kita abaikan sementara, dan bagaimana strategi menghadapi masing-masing musuh tersebut.

Menurut Syekh Hazim, musuh yang harus didahulukan adalah koalisi Yahudi-Salibis dunia yang diwakili oleh Amerika Serikat, Yahudi Palestina, dan luar Palestina, Inggris, dan negara-negara Kristen Barat. Perancis tentu saja masuk dalam kategori ini, yakni musuh yang harus didahulukan.

Sementara itu, tentang siapa kita, menurut beliau kita adalah seluruh elemen gerakan Islam, jama’ah-jama’ah jihad dan jama’ah dakwah Islam. Mereka merupakan basis lahirnya Mujahidin yang harus dibela dan dipelihara. Sebabnya jelas, jika Mujahidin mendapat pukulan dan mengalami kemunduran, mereka yang akan dijadikan sasaran tembak berikutnya oleh musuh.

Sementara itu, tentang siapa yang bersama kita, beliau menjelaskan bahwa yang bersama kita adalah semua orang Islam, dan semua elemen umat Islam yang menerima kita dan bersedia berjalan seiring dengan kita di bawah panji kita. Mereka adalah basis strategis untuk gerakan Islam dan dukungan yang tak akan putus setelah dukungan dari Allah SWT.
Akhirnya, harus difahami bahwa prioritas target musuh bagi gerakan Islam adalah sistem politik global (koalisi Yahudi-Salibis), karena keberadaan mereka menjadi pusat rotasi rezim-rezim sekuler lokal baik Arab maupun non Arab.

Pukulan terhadap koalisi ini, keruntuhannya atau bahkan sekedar putusnya kendali politiknya mengakibatkan rontoknya rezim-rezim lain yang ia sokong, dan masyarakat dunia terbebas dari belenggu hegemoninya. Bila ini terjadi, kita bisa lanjutkan dengan merombak rezim-rezim lokal, memanfaatkan momentum hilangnya kekuatan pengayom global tempat mereka bergantung selama ini. Yakinlah, tatkala kita berhasil mengubur induknya, anak keturunannya akan ikut terkubur bersamanya. Insya Allah!

Wallahu’alam bis showab!

M Fachry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar