Istilah umat didefenisikan sebagai:
مجموعات بشرية تربطها عقيدة واحدة
“Sekelompok orang yang terikat secara bersama dengan kesamaan aqidah.”
Selanjutnya, istilah umat tidak untuk
orang-orang yang mempunyai kesamaan ras atau warna kulit; umat hanya
untuk orang-orang yang dipersatukan dengan aqidah dan jalan hidup mereka
saja. Istilah ini tidak cocok jika didefenisikan sebagai “negara”,
karena sebuah negara adalah sekelompok besar orang-orang yang tinggal
pada sebuah daerah atau wilayah tertentu. (sebuah umat bisa eksis tanpa
hidup di sebuah negara).
Allah SWT., telah mengkategorikan manusia menjadi 2 kelompok:
- Al-Ummatul-Islaamiyah (Umat Islam)
- Al-Umatul-Kafiraah (Ummat yang tidak beriman)
Lebih lanjut, hanya ada dua camp
(kelompok) bagi setiap orang (tidak kecuali) apakah dia seorang Muslim
atau Kafir. Yahudi, Nasrani, Sikh, Hindu, Budha semuanya adalah
al-Umatul-Kafirah; dengan kata lain, mereka semua tidak beriman kepada
Allah.
Allah SWT., berfirman:
“Dia-lah yang menciptakan kamu maka
diantara kamu ada yang kafir dan diantaramu ada yang mukmin. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS at Thaghaabun, 64: 2)
Umat Islam sendiri terpecah menjadi dua:
- Umatu Muhammad (Umat Muhammad, atau Ahmad – juga dikenal sebagai al-Firqatun Najiyah, atau golongan yang selamat).
- Umatu Ahlul Qiblah (Umat Qiblah, dari tujuh puluh dua golongan yang menyimpang – juga dikenal sebagai al-Firqatul Haarikah,)
Tujuh puluh dua golongan dari umat Islam
akan masuk neraka (tidak selamanya, masanya hanya Allah yang
mengetahui), dan satu golongan akan masuk surga. Dengan konsekuensi jika
mereka ingin selamat dari api neraka, maka mereka harus mencari
pengetahuan tentang golongan yang selamat dan mempelajari serta
mengamalkan karateristik mereka.
Peranan Umat
Peran umat Islam adalah menerapkan
hujjah (menjadi saksi) untuk orang-orang, jadi bahwa mereka bisa tidak
ada keringanan – atas orang-orang yang tidak beriman – pada hari
pengadilan nanti pada saat mereka bertemu dengan Tuhan mereka yang
sesungguhnya. Ini hanya bisa terpenuhi dengan iqaamatud dien, atau menerapkan dien Allah (yaitu syari’ah) – bukan dien Kuffar, seperti demokrasi atau kebebasan. Allah swt. berfirman:
”Dia telah mensyari’atkan bagi kamu
tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang
telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu
berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama
yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang
yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang
kembali (kepada-Nya).” (QS Asy Syura (42): 13)
Atribut atau karateristik dari umat Muhammad SAW.
Allah SWT., berfirman :
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang
kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan
sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan
hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al Fath 48:
29)
Pada ayat di atas, Allah SWT., berfirman
menginformasikan kepada kita tentang atribut (ciri-ciri) dan kualitas
Muhammad SAW., dan “Orang-orang yang bersama mereka” – yang menunjuk
para Shahabat dan orang-orang (selanjutnya) yang mengikuti mereka
(tabi’in dan tabi’ut tabi’in) dengan benar. Atribut (ciri-ciri ) ini
adalah:
- Asyidda’u ‘alal Kuffar
Seseorang tidaklah menjadi bagian dari
umat Muhammad kecuali dia “memerangi Kuffar”. Selanjutnya, tindakan ini
harus disalurkan secara wajar (sesuai syar’i). Akronim (singkatan) KSK
bisa membantu kita untuk mengingat sikap kita, yakni : K-Kerjasama, kita
bisa bekerjasama dengan orang kafir pada saat kita di bawah perjanjian
(damai) dengan mereka, S-Sabar, pada saat kita berbicara tentang dien
(Islam) kepada mereka (berdakwah) dan K-Kasar (keras) pada saat kita
memerangi mereka di medan jihad.
- Ruhamaa’u bainahum
Sesuatu hal yang tidak mungkin bagi
seseorang yang menjadi umat Muhammad kecuali dia menunjukkan kasih
sayang dan kemurahan hati kepada sesesama orang Mukmin, walaupun jika
mereka (orang muslim yang taat) disebut orang gila, ekstrimis, teroris,
penyebar kebencian atau fundamentalis. Kemurahan hati ini adalah
manifestasi dari:
- Al-Ukhuwah (Persaudaraan)
- Al Muwaalaat (Persekutuan)
- At Ta’aatuf (Kebaikan)
Pada saat ini, adalah sebuah kondisi yang
sangat menyedihkan apabila kita melihat betapa banyak orang-orang dari
Ahlul Qiblah yang bingung dari poin ini dan juga melakukan hal-hal yang
benar-benar terbalik. Sepertinya mereka lebih suka membenci kaum
Muslimin yang sungguh-sungguh berjuang di jalan Allah serta bersekutu
dengan orang-orang yang tidak beriman. Dengan demikian, mereka tidak
bisa menjadi umat Muhammad!
- Taraahum rukka’an sujjadan
Umat Muhammad adalah sebuah Umat yang
patuh yang selalu ruku’ dan sujud yaitu menyembah Allah. Mereka bukanlah
orang-orang sekuler. Mereka tidak menyembah Allah hanya dalam masjid
saja atau pada saat Ramadhan saja, tetapi mereka menyembah Allah dua
puluh empat jam dalam sehari – bahkan tidur mereka adalah ibadah.
- Yabtaghuna fadlan minallahi wa-ridwaanan
Mereka mencari “Ridha Allah”. Umat
Muhammad tidak mencari pujian, simpatik, kehormatan atau ridha dari
manusia. Mereka hanya mencari kepuasan dan keridhoan Allah SWT. Dengan
konsekuensi, mereka akan memerangi dan mendominasi (berkuasa) atas
sekutu-sekutu setan. Mereka akan menaungi segalanya, dan Allah SWT.,
menjaga apa yang ada dalam hati mereka.
Kesimpulan
Jika kita ingin menjadi Umat Muhammad
(golongan yang selamat) kita karus mempunyai aqidah yang sama
sebagaimana Rasulullah SAW. yang mempunyai empat atribut (ciri-ciri)
atau karakter yang telah dijelaskan di atas. Tidaklah cukup hanya dengan
mempunyai aqidah yang benar tetapi tidak mempunyai atribut-atribut
(ciri atau kareteristik) ini–kita harus mempunyai aqidah yang benar
sekaligus kareteristik umat Muhammad secara bersamaan.
Wallahu’alam bis showab!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar