LAILAHAILLAH_MUAHAMMADURASULULLAH

2013/01/30

Ulama dan Penguasa Pada Masa Kejayaan Islam


blue-mosque-600x340 
Ummu Fauzi Untuk Al-Mustaqbal.net
Ummat Islam pernah mencapai masa kejayaannya yang ditandai oleh kemakmuran, keadilan, ketentraman serta kebahagiaan hidup. Kesemuanya itu terwujud berkat naungan hukum Islam yang diterapkan secara nyata dalam kehidupan masyarakat. Penerapan hukum Islam tersebut tidak bisa dilepaskan dari peranan para pemimpin dan penguasa Muslim yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Para pemimpin senantiasa memelihara dan mengikuti ajaran-ajaran Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Para pemimpin selalu menyatu dengan rakyatnya dan membuka diri untuk menerima pengaduan mengenai segala persoalan. Pemimpin yang senantiasa menghormati para ulama, menghargai nasihat dan fatwa mereka. Pemimpin yang tidak hanya bisa memerintah dari belakang meja kekuasaan, tetapi juga melibatkan diri dalam setiap gerakan jihad fie sabilillah. Mereka selalu ingat dengan nasihat Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq r.a ; “Suatu kaum yang meninggalkan jihad pasti akan jatuh hina.”
Oleh karenanya, tidaklah heran kalau pada masa itu para pemimpin kaum Muslimin mampu mencapai kemenangan yang membawa harum nama Islam dan sekaligus membawa mereka pada puncak kejayaan. Kemenangan gemilang yang telah membebaskan manusia dari segala macam bentuk perbudakan dan kejatuhan moral. Sejarah telah mencatat kejayaan tersebut, dan bukti-buktinya masih bisa disaksikan sampai sekarang.Bukti-bukti sejarah itu tidak dapat dipungkiri, kecuali bagi orang-orang  yang merasa dengki terhadap kebangkitan Islam.
Para sejarawan Muslim juga banyak menulis tentang kedzaliman yang dilakukan para penguasa. Selain itu kita juga bisa mempelajari peran para ulama yang tidak tinggal diam terhadap  kedzaliman yang melanda umat. Para ulama serentak bangkit melawan kemunkaran dan kesewenang-wenangan para penguasa yang telah menyalah gunakan kekuasaannya. Apabila ada seorang pejabat yang bertindak merugikan rakyat, maka ulamalah yang pertama kali berkewajiban untuk memperingatkannya. Rasulullah saw bersabda ;
“Tolonglah saudaramu yang dzalim dan yang didzalimi.” Seorang shahabat bertanya ,”Ya Rasulullah, aku menolong orang yang didzalimi dan bagaimana aku akan menolong orang yang dzalim ?” Beliau berkata, “Engkau melarangnya dari perbuatan dzalim, itulah upayamu untuk menolongnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Pada masa kejayaan Islam dahulu, tidak ada seorang penguasa yang menyalah gunakan kekuasaannya tanpa mendapatkan teguran dan peringatan dari ulamanya. Bagaimanapun kedudukannya, apakah dia sultan, khalifah atau pemegang jabatan lain, apabila menyalah gunakan jabatan sehingga merugikan masyarakat, pasti akan mendapatkan peringatan dari para ulama hingga mereka memperbaiki kesalahan dan kembali ke jalan yang benar. Tetapi pada bagian sejarah yang lain, tercatat pula suatu masa dengan penguasa penuh keangkuhan dan mengabaikan kedudukan para ulama. Sikap demikian sebenarnya hanyalah dipengaruhi oleh perasaan gengsi, karena menganggap dirinya lebih berkuasa, dan apa yang diperbuatnya tidak boleh diganggu gugat.
Para ulama, lengkap dengan suka dan duka, menghadapi segala tantangan dalam segala bentuknya tatkala berhadapan dengan penguasa yang dihinggapi penyakit ‘cinta dunia’ (wahn). Para ulama telah berjuang dengan gigih dan penuh keberanian dalam memberikan sumbangan nyata bagi kemaslahatan ummat. Sejarah keberhasilan mereka telah memenuhi lembaran kitab dalam berbagai bahasa . Semua itu membuktikan kepada dunia, betapa besar jasa Islam dan yang telah berkorban bagi kepentingan seluruh ummat. Harus diakui, bahwa syarat untuk mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur, yaitu adanya hubungan kerja sama yang baik antara penguasa dan ulama. Masing-masing saling menghormati , saling memberi dan menerima, serta memahami kedudukannya dalam menegakkan kepentingan umum.
Pada hakikatnya jabatan hakim atau qadhi itu haruslah dipegang oleh ulama yang luas pengetahuannya serta mengerti benar hukum-hukum syari’at, sebagaimana telah dicontohkan sejak jaman Rasulullah saw dan para shahabat. Para ulamalah yang diserahi tugas sebagai hakim yang menyelesaikan setiap perkara baik itu pidana, perdata, atau segala persoalan yang berkenaan dengan warisan dan pernikahan.
Tetapi masa kejayaan itu memudar dengan jatuhnya pemerintahan Islam. Terjadilah perbedaan arah antara para ulama dan penguasa. Penguasa cenderung mengikuti keinginan nafsunya untuk berbuat kemunkaran, sedangkan sebagian ulama tidak memiliki keberanian untuk melarangnya. Maka di saat itulah hukum Islam diputar balikkan dan diganti dengan hukum yang dibuat menurut pemikiran manusia. Meskipun kaum Muslimin telah dijajah oleh penjajah kafir, namun pendirian para ulama masih tetap teguh pada prinsip. Pada saat itu para hakim diserahi tugas mengawasi segala kepentingan Islam yang berkaitan dengan sosial budaya, perdagangan dan ekonomi, pendidikan, politik dalam dan luar negeri, dan masalah-masalah yang berhubungan dengan hukum, sebagaimana yang juga berlaku pada masa kekuasaan Islam. Masalah yang berkaitan dengan hukum perkawinan seperti nikah, talak, rujuk, nafkah dan masalah-masalah rumah tangga lainnya tetap diberlakukan seperti biasa meskipun di sana-sini sudah ada perubahan.
Adapun sektor hukum yang berlaku pada masa pemerintahan Islam dibagi dalam tujuh bagian ;
1.Khalifah sebagai kepala negara.
2.Menteri-menteri (wazir) sebagai pembantu-pembantu Khalifah.
3.Gubernur atau wali sebagai pengatur pemerintahan di wilayah atau daerah tertentu.
4.Hakim (Qadhi) sebagai aparat peradilan.
5. Angkatan Bersenjata sebagai aparat keamanan dan ketertiban.
6.Para pegawai sebagai petugas administrasi negara.
7.Majelis Syura.
Kepala negara atau Khalifah diangkat melalui bai’at, bukan dijabat secara turun-temurun. Sistem pewarisan kekuasaan seperti yang banyak diterapkan pada kerajaan-kerajaan Islam pada masa-masa selanjutnya, sebetulnya sudah menyimpang dari ajaran Islam. Islam mengajarkan bahwa seorang Khalifah atau kepala negara harus dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat. Dalam pelaksanaannya pembai’atan itu dapat diwakilkan kepada Ahlul-halli wal-Aqdi atau Syaikhul Islam (ulama besar). Walaupun pada hakikatnya Islam sangat menekankan pembai’atan itu dilakukan oleh rakyat secara langsung, tetapi dengan melalui Ahlul-hilli wal-Aqdi atau Syaikhul Islam dapat dihilangkan faham pewarisan dalam jabatan pemerintahan.
Banyak terjadi salah pengertian dalam menilai pemerintahan Islam. Banyak yang menganggap bahwa hukum Islam itu tidak dilaksanakan sepenuhnya. Kesalahan pengertian tersebut dapat dihindari apabila diperhatikan hal-hal sebagai berikut ;
Pertama ; Sejarah pelaksanaan hukum Islam banyak yang ditulis oleh orang-orang yang membenci Islam, atau oleh orang-orang munafik yang berpura-pura masuk Islam karena maksud-maksud tertentu. Pelaksanaan hukum Islam hendaknya dipelajari melalui tulisan-tulisan para sejarawan Muslim yang adil dan jujur, bukan sejarah yang ditulis oleh orang-orang yang senantiasa menitikberatkan pada pertentangan madzhab. Bahkan ada pula sebagian penulis yang tunduk pada keinginan para penguasa, sehingga cenderung mengadakan penilaian secara sepihak. Para penulis sejarah itu hanya melihat dari satu segi, sesuai dengan keinginan penguasa dalam usahanya menyalah gunakan kekuasaan.
Kedua ; Penulisan sejarah sebetulnya tidak dibenarkan hanya bersandar pada perkiraan atau ucapan para pejabat. Demikian pula tidak dibenarkan orang hanya memberikan penilaian dari segi negatif saja dengan kesimpulan, bahwa semuanya negatif. Demikian halnya apa yang dilakukan oleh seorang penulis sejarah, dengan hanya membandingkan sejarah Bani Umayyah dengan Yazid bin Muawiyah dan Al-Hajjaj bin Yusuf. Kemudian menjatuhkan hukuman kepada Bani Abbas dengan berbagai macam tuduhan. Sebenarnya seorang penulis sejarah yang jujur tentulah akan menyoroti segenap persoalan itu dari berbagai segi, baik segi positif ataupun negatifnya, sehingga permasalahannya yang ditulis menjadi jelas.
Ketiga ; Untuk dapat mengetahui keadaan dan kehidupan suatu masyarakat, seharusnya ditinjau dari bentuk yang diterapkan oleh penguasa terhadap rakyatnya, serta cara-cara pelaksanaannya. Untuk mengetahui hal tersebut dapat ditempuh melalui dua jalan ;
a.Mengetahui sumber pemberitaan hukum atau peraturan yang pernah berlaku. Hukum dan peraturan yang pernah berlaku dalam suatu masyarakat dapat difahami dengan mempelajari bagaimana suatu masalah sosial dipecahkan. Sesungguhnya sumber hukum dan peraturan Islam adalah Al-Qur’an dan as-Sunnah yang diperjelas dalam kitab-kitab fiqih.
b.Mengetahui sumber pemberitaan tentang bagaimana hukum dan peraturan itu dijalankan oleh paa hakim terhadap para pelanggar hukum tersebut untuk mengetahui pelaksanaan hukum tersebut, para penulis sejarah dapat mengkaji melalui hal-hal sebagai berikut ; melalui buku-buku sejarah yang terpercaya, melalui bukti-bukti peninggalan sejarah, dan sumber-sumber pemberitaan yang terpercaya.
Sesungguhnya kedaulatan Islam pada masa kejayaan Islam dahulu seperti halnya bunga yang harum di tengah-tengah masyarakat dunia. Kepadanya tertujulah harapan ummat yang terbelenggu dan tertindas yang ingin bernaung di bawah perlindungannya. Setiap penyelewengan dan pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat negara tidak akan luput dari teguran para ulama. Para ulama tidak merasa gentar menghadapi segala macam ancaman, sekalipun membawa resiko kematian. Mereka berjuang karena dan untuk Allah swt, karena merasa berkewajiban melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Tetapi ada juga di antara para ulama yang mau bekerja sama dengan penguasa, yang mana ulama semacam ini tidak merasa segan untuk menukar yang haq dengan yang bathil, membenarkan atau menutup-nutupi kesalahan para penguasa. Ulama semacam ini telah berani menjual agamanya dengan perhiasan kebendaan. Tetapi kejadian seperti itu bukanlah hal yang mengherankan, karena para ulama adalah manusia biasa, bukan malaikat. Mereka bisa salah dan keliru seperti yang disinggung dalam sebuah hadits,
“Setiap anak Adam bisa salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah, apabila ia lekas bertaubat.” (Hadits)
Sumber : Buku “Al Islaamu Bainal Ulama Wal Hukkaam” Penulis ; Syekh Abdul ‘Azis Al-Badri. Penerbit ; Maktabah Ilmiyah, Madinah Munawaroh.

source:al-mustaqbal.net




2013/01/25

Beginilah Seharusnya Umat Nabi Muhammad SAW

Dakwah_Muqowamah 
Istilah umat didefenisikan sebagai:
مجموعات بشرية تربطها عقيدة واحدة
 “Sekelompok orang yang terikat secara bersama dengan kesamaan aqidah.”
Selanjutnya, istilah umat tidak untuk orang-orang yang mempunyai kesamaan ras atau warna kulit; umat hanya untuk orang-orang yang dipersatukan dengan aqidah dan jalan hidup mereka saja. Istilah ini tidak cocok jika didefenisikan sebagai “negara”, karena sebuah negara adalah sekelompok besar orang-orang yang tinggal pada sebuah daerah atau wilayah tertentu. (sebuah umat bisa eksis tanpa hidup di sebuah negara).
Allah SWT., telah mengkategorikan manusia menjadi 2 kelompok:
  1. Al-Ummatul-Islaamiyah (Umat Islam)
  2. Al-Umatul-Kafiraah (Ummat yang tidak beriman)
Lebih lanjut, hanya ada dua camp (kelompok) bagi setiap orang (tidak kecuali) apakah dia seorang Muslim atau Kafir. Yahudi, Nasrani, Sikh, Hindu, Budha semuanya adalah al-Umatul-Kafirah; dengan kata lain, mereka semua tidak beriman kepada Allah.
 Allah SWT., berfirman:
“Dia-lah yang menciptakan kamu maka diantara kamu ada yang kafir dan diantaramu ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS at Thaghaabun, 64: 2)
Umat Islam sendiri terpecah menjadi dua:
  1. Umatu Muhammad (Umat Muhammad, atau Ahmad – juga dikenal sebagai al-Firqatun Najiyah, atau golongan yang selamat).
  1. Umatu Ahlul Qiblah (Umat Qiblah, dari tujuh puluh dua golongan yang menyimpang – juga dikenal sebagai al-Firqatul Haarikah,)
Tujuh puluh dua golongan dari umat Islam akan masuk neraka (tidak selamanya, masanya hanya Allah yang mengetahui), dan satu golongan akan masuk surga. Dengan konsekuensi jika mereka ingin selamat dari api neraka, maka mereka harus mencari pengetahuan tentang golongan yang selamat dan mempelajari serta mengamalkan karateristik  mereka.
 Peranan Umat
 Peran umat Islam adalah menerapkan hujjah (menjadi saksi) untuk orang-orang, jadi bahwa mereka bisa tidak ada keringanan – atas orang-orang yang tidak beriman – pada hari pengadilan nanti pada saat mereka bertemu dengan Tuhan mereka yang sesungguhnya. Ini hanya bisa terpenuhi dengan iqaamatud dien, atau menerapkan dien Allah (yaitu syari’ah) – bukan dien Kuffar, seperti demokrasi atau kebebasan. Allah swt. berfirman:
 ”Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS Asy Syura (42): 13)
 Atribut atau karateristik dari umat Muhammad SAW.
 Allah SWT., berfirman :
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al Fath 48: 29)
Pada ayat di atas, Allah SWT., berfirman menginformasikan kepada kita tentang atribut (ciri-ciri) dan kualitas Muhammad SAW., dan “Orang-orang yang bersama mereka” – yang menunjuk para Shahabat dan orang-orang (selanjutnya) yang mengikuti mereka (tabi’in dan tabi’ut tabi’in) dengan benar. Atribut (ciri-ciri ) ini adalah:
  1. Asyidda’u ‘alal Kuffar
Seseorang tidaklah menjadi bagian dari umat Muhammad kecuali dia “memerangi Kuffar”. Selanjutnya, tindakan ini harus disalurkan secara wajar (sesuai syar’i). Akronim (singkatan) KSK bisa membantu kita untuk mengingat sikap kita, yakni : K-Kerjasama, kita bisa bekerjasama dengan orang kafir pada saat kita di bawah perjanjian (damai) dengan mereka, S-Sabar, pada saat kita berbicara tentang dien (Islam) kepada mereka (berdakwah) dan K-Kasar (keras) pada saat kita memerangi mereka di medan jihad.
  1. Ruhamaa’u bainahum
Sesuatu hal yang tidak mungkin bagi seseorang yang menjadi umat Muhammad kecuali dia menunjukkan kasih sayang dan kemurahan hati kepada sesesama orang Mukmin, walaupun jika mereka (orang muslim yang taat) disebut orang gila, ekstrimis, teroris, penyebar kebencian atau fundamentalis. Kemurahan hati ini adalah manifestasi dari:
-          Al-Ukhuwah (Persaudaraan)
-          Al Muwaalaat (Persekutuan)
-          At Ta’aatuf (Kebaikan)
Pada saat ini, adalah sebuah kondisi yang sangat menyedihkan apabila kita melihat betapa banyak orang-orang dari Ahlul Qiblah yang bingung dari poin ini dan juga melakukan hal-hal yang benar-benar terbalik. Sepertinya mereka lebih suka membenci kaum Muslimin yang sungguh-sungguh berjuang di jalan Allah serta bersekutu dengan orang-orang yang tidak beriman. Dengan demikian, mereka tidak bisa menjadi umat Muhammad!
  1. Taraahum rukka’an sujjadan
Umat Muhammad adalah sebuah Umat yang patuh yang selalu ruku’ dan sujud yaitu menyembah Allah. Mereka bukanlah orang-orang sekuler. Mereka tidak menyembah Allah hanya dalam masjid saja atau pada saat Ramadhan saja, tetapi mereka menyembah Allah dua puluh empat jam dalam sehari – bahkan tidur mereka adalah ibadah.
  1. Yabtaghuna fadlan minallahi wa-ridwaanan
Mereka mencari “Ridha Allah”. Umat Muhammad tidak mencari pujian, simpatik, kehormatan atau ridha dari manusia. Mereka hanya mencari kepuasan dan keridhoan Allah SWT. Dengan konsekuensi, mereka akan memerangi dan mendominasi (berkuasa) atas sekutu-sekutu setan. Mereka akan menaungi segalanya, dan Allah SWT., menjaga apa yang ada dalam hati mereka.
Kesimpulan
Jika kita ingin menjadi Umat Muhammad (golongan yang selamat) kita karus mempunyai aqidah yang sama sebagaimana Rasulullah SAW. yang mempunyai empat atribut (ciri-ciri) atau karakter yang telah dijelaskan di atas. Tidaklah cukup hanya dengan mempunyai aqidah yang benar tetapi tidak mempunyai atribut-atribut (ciri atau kareteristik) ini–kita harus mempunyai aqidah yang benar sekaligus kareteristik umat Muhammad secara bersamaan.

Wallahu’alam bis showab!

Situasi Genting ! Mujahidin Checnya Meminta doa Seluruh Kaum Muslimin

17287_1 

Elite Janisary untuk Al-Mustaqbal.net

VEDENO, CHECNYA – Pertempuran sengit sedang berlangsung di pegunungan distrik Vedeno Provinsi Emirat Kaukasus Nokhchicho (Ichkeria / Chechnya).

Kekuatan besar dari pasukan boneka, yang didukung oleh penjajah, termasuk oleh pesawat dan artileri, telah mengepung sekelompok Mujahidin dengan kehendak Allah.
Beberapa mujahid dilaporkan syahid dan terluka. Jumlah pastinya tidak diketahui. Situasi mujahidin sangat kritis, tetapi pasukan penjajah dan boneka juga mengalami kerugian. Lebih dari 15 musuh Allah telah dilaporkan tewas dan terluka.

Kami meminta kepada semua umat Islam untuk melakukan doa bagi mujahidin. Mintalah anak Anda, teman dan kerabat untuk melakukan doa, karena Allah menjawab doa umat Islam dalam hal ini, insyaaAllah.
Doa dalam Tahajud anda (shalat malam) akan sangat membantu. Ini adalah waktu yang sulit bagi mujahidin dan mereka membutuhkan doa dari umat Islam, dengan izin Allah, yang dengan ini kalian akan mempunyai alasan dihadapan Allah pada hari pembalasan.

oleh akhi Khasanbek
sumber : kavkazcenter

2013/01/22

Isi Pernyataan Ulama & Da'i Sunnah Bahrain Tentang Agresi Perancis

 

Pernyataan Ulama & Da’i Mamlakah Bahrain Tentang Agresi Perancis Atas Mali

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa’ala alihi wa shahbihi waman walah. Adapun selanjutnya:
Sejak peristiwa 11 September 2001, kami menngikuti dengan perhatian besar terhadap Negara – Negara Islam dan Arab kami, satu per satu, dengan dalil perang terhadap terorisme. Argument ini yang dijadikan pembenaran untuk melakukan pelanggaran atas Negara – Negara Islam dan Arab, dan yang terakhir agresi militer Perancis atas Mali, yang bukan rahasia lagi bahwa Presiden Perancis memerangi penerapan syari’at Islam di Mali untuk merealisasikan perdamaian (menurut persepsinya).
Yang memprihatinkan adalah bahwa agresi keji ini di bawah naungan dewan Keamanan, yang seharusnya menjadi pengayomkedamaian internasional sebagaimana yang mereka dengungkan, dengan dukungan Negara – Negara besar di dewan tersebut.
Tidak ada lagi kebijakan yang dipakai oleh Negara – Negara barat dan lembaganya yang merupakan standar ganda, sedangkan pada wantu yang sama di mana mereka intervensi di Mali, sedangkan Negara – Negara dan lembaga tersebut pura – pura buta atas kejahatan – kejahatan yang dialami oleh rakyat Suriah selama dua tahun dan kekejaman genoside yang diderita oleh muslimin di Burma (Arakan).
Oleh karena itu, merupakan tanggung jawab kami dalam agama untuk memperhatikan masalah ini. Sesunggunya kami melaknat agresi keji ini terhadap saudara kami di Mali, yang merupakan intervensi terang – terangan dalam urusan Negara Islam dan pelanggaran yang tidak bisa didiamkan. Kami mengajak rakyat Mali untuk berada di satu barisan untuk mencegah agresi ini dari negeri mereka dan membela kehormatan dan harta mereka. Dan kami memberikan kabar gembira kepada mereka  bahwasanya siapa yang gugur  di antara mereka, maju pantang mundur, dalam rangka membela agama, jiwa, kehormatan dan hartanya, maka dia adalah syahid bi idznillah. Dalam hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : (Siapa yang mati mempertahankan hartanya, maka dia syahid. Siapa yang mempertahankan darahnya, maka dia syahid. Dan siapa yang mati mempertahankan agamanya, maka dia syahid. Dan siapa yang mati mempertahankan keluarganya, maka dia syahid) dan konsekuensi itu meskipun lama waktunya, maka sesungguhnya itu untuk orang bertakwa (Allah menjanjikan kepada orang beriman dan beramal sholeh di antara kalian, bahwasanya Ia akan menjadikan mereka khalifah di muka bumi, sebagaimana Ia menjadikan orang – orang sebelum kalian sebagai khalifah. Dan Ia akan menjadikan agama kalian yang Ia ridhoi menjadi kuat serta menggantikan ketakutan menjadi rasa aman. Mereka menyembah-KU dan tidak mempersekutukanku dengan suatu apapaun. Dan siapa yang kafir setelah itu, maka mereka adalah orang – orang fasik) (An-Nur:55)
Sebagaimana kami juga memperingatkan Negara – Negara Arab dan Islam untuk tidak membantu tentara Perancis . sungguh Allah Tabarok wa Ta’ala telah berfirman (Orang – orang mukmin tidak akan menjadikan orang kafir sebagai  penolong selain orang beriman) [Ali Imran:28]
Imam Ath-Thabari berkata dalam tafsirnya (3/315-316) “Artinya adalah janganlah kalian jadikan orang kafir sebagai penolong dan pendukung kalian wahai orang beriman. Kalian loyal kepada mereka di atas agama mereka, dan kalian menolong mereka memerangi muslimin. Kalian menunjukkan mereka rahasia muslimin. Sesungguhnya, siapa ang melakukan demikian, maka mendapatkan apa – apa di sisi Allah, maksudnya adalah Allah berlepas darinya, dan berlepasnya Allah darinya karena kemurtadannya dan masuknya ia kepaada kekufuran. Kecuali jika mereka berlindung dengan itu. Yaitu ketika berada di bawah otoritas mereka. Maka kalian takut terhadap jiwa kalian dan kalian menampakkan rasa loyal melalui lisan – lisan kalian dan menyembunyikan permusuhan. Dan janganlah kalian bekumpul dengan mereka dalam kekufuran mereka dan jangan menolong mereka memerangi muslim dengan perbuatan”.
 Dan ulama terkemuka telah ijma atas haramnya membantu orang – orang kafir memerangi muslimin, bahkan ulama muhaqqiq menganggapnya sebagai pembatal keislaman. Yang wajib bagi muslim adalah menolong saudaranya yang muslim dan menjadi penolongnya. Muslimin itu, sebagaimana disebutkan dalam hadits, saling menjaga darah dan mereka tangan bagi yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman (Dan para lelaki mukin dan wanita mukminah, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta mentaati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah yang dirahmati oleh Allah. Sesungguhnya Allah maha mulia lagi maha bijaksana) (At-Taubah:71)
Bertolak dari sini, maka kami mengajak pemimpin – pemimpin Negara Islam dan Arab  untuk memikul tanggung jawabnya  akan apa yang diderita saudara mereka di Mali yang berangkat dari peraudaraan iman yang mengikat kita. Kami juga mengajak organisasi sosial Islam memiliki peran untuk menghentikan perang yang zalim kepada saudara kita di Mali, di mana rakyat muslim diserang, yang merupakan jumlah yang banyak 59% penduduknya.
Begitu pula kami mengajak para Imam, khatib dan da’i untuk memberitahukan kepada orang – orang tentang ujian rakyat Mali , dan kewajiban muslim dalam hal ini , dan pentingnya membantu, menolong rakyat Mali serta mendoakan mereka agar Allah membebaskan mereka dari kesulitan.
Kami memohon kepada Allah agar menentapkan kemenangan nyata kepada wali – walinya yang shalih, dan mencegah tangan – tangan kafir dan zalim serta mencegah mereka dari kami sesuai kehendak-Nya. Karena dia sebaik – baik Penolong. Tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya serta orang – orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Senin 9 Rabi’ul Awwal 1434 H, 21 Januari 2013
Nama – nama yang menandatangani pernyataan:
  1. Qadhi Syaikh Ibrahim bin Abdul Lathif Alu Sa’ad.
  2. Syaikh Dr Abdul Lathif bin Mahmud Alu Mahmud.
  3. Syaikh Al-Muqri Qari Muhammad Sa’id Al-Husaini.
  4. Syaikh Musthafa bin Nur Al-Wa’izh.
  5. Qadhi Syaikh Ahmad Al-Fahdl Ad-Dausury.
  6. Qadhi Syaikh Jalal bin Yusuf Al-Syarqi.
  7. Qadhi Syaikh Rasyid bin Hasan Al-Bau’ainain.
  8. Qadhi Syaikh Abdullah bin Ibrahim Alu Khalifah.
  9. Qadhi Syaikh Abdullah bin Husain Al-Maliki.
  10. Qadhi Syaikh Abdullah bin Adnan Al-Qaththan.
  11. Qadhi Syaikh Dr Abdurrahman bin Dharar ASy-Sya’ir.
  12. Qadhi Syaikh Dr Abdurrahman bin Muhammad Al-fadhil.
  13. Qadhi Syaikh Abdul Ilah bin Ahmad Al-Marzuqi.
  14. Qadhi Syaikh Adnan bin Abdullah Al-Qaththan.
  15. Qadhi Syaikh Dr Faishal bin Abdullah Al-Gharir.
  16. Qadhi Syaikh Dr Yasir bin Abdurrahman Al-Humaid.
  17. Syaikh Dr Ahmad bin Mahmud Alu Mahmud.
  18. Syaikh Dr Ahmad bin ya’qub Al-‘Athawi.
  19. Syaikh Dr Basim bin Ahmad bin ‘Amir.
  20. Syaikh Dr Khalid bin Kahlifah As-Sa’d.
  21. Syaikh Dr Shalah bin Ali Az-Ziyani.
  22. Syaikh Dr ‘Adil bin Hasan Al-Hamd.
  23. Syaikh Dr Abdullah bin Ahmad Al-Hawi.
  24. Syaikh Dr Abdurrahim bin Mahmud Alu Mahmud.
  25. Syaikh Dr Abdul Lathif bin Ahmad Al-Syaikh.
  26. Syaikh Dr ‘Isa bin Jasim Al-Muthawwi’.
  27. Syaikh Dr Naji bin Rasyid Al-Araby.Syaikh
  28.  Dr Nashir bin Abdullah Al-Fadhalah.
  29. Syaikh Ibrahim bin Thariq bin Manshur.
  30. Syaikh Ibrahim bin Abdurrahman Al-Khudry.
  31. Syaikh Ibrahim bin Qasim Al-Ghanim.
  32. Syaikh Ibrahim bin Muhammad Al-Hadi.
  33. Syaikh Ibrahim bin Muhammad Bushundal.
  34. Syaikh Ahmad bin Ibrahim Shuwailih.
  35. Syaikh Ahmad bin ‘Adil Al-‘Azimi.
  36. Syaikh Ahmad bin Abdurrahman Al-‘Usairy.
  37. Syaikh Ahmad bin Abdurrahim Alu Mahmud.
  38. Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Yusuf.
  39. Syaikh Amin bin Abdul Qadir bin Nuruddin.
  40. Syaikh AMin bin Muhammad An-Nubi.
  41. Syaikh Ayyub Muhammad bin Arafah.
  42. Syaikh Badr bin Ali As-Surti.
  43. Syaikh Jasim bin Ahmad As-Suaidy.
  44. Syaikh Jam’an bin Jasim Ar-Ruwa’i.
  45. Syaikh Hasan bin Qari Muhammad Sa’id Al-Husaini.
  46. Syaikh Ahmad bin Faruq Al-Syaikh.
  47. Syaikh Khalid bin Abdurrahman ASy-Syunu.
  48. Syaikh Zakariya bin Umar Al-Kawari.
  49. Syaikh Salman bin Du’aij bin Hamad.
  50. Syaikh Salman bin Said Al-Misy’al.
  51. Syaikh Thariq bin Khalifah Al-BanKhalil.
  52. Syaikh Thaha bin Hasan Al-Qaldari.
  53. Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Hamady.
  54. Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Kuhji.
  55. Syaikh Abdullah bin Qari Muhammad Sa’id Al-Husaini.
  56. Syaikh Abdul Basith bin Shalih Ad-Dausury.
  57. Syaikh Abdul Khaliq bin Amin bin Abdul Qadir.
  58. Syaikh Abdun Nashir bin Abdullah bin Ibrahim.
  59. Syaikh ‘Isham bin Muhammad bin Ishaq Al-‘Abbasi.
  60. Syaikh ‘Affan bin Hssan Az-Ziyadi.
  61. Syaikh Ali bin Khalifah Az-Ziyani.
  62. Syaikh Ali bin Muhammad bin Mathar.
  63. Syaikh Mubarok bin Muhammad Al-Mudhi Ad-Dausury.
  64. Syaikh Muhammad bin Ahmad Al-Mu’alla.
  65. Syaikh Muhammad bin Jumu’ah Al-Maliki.
  66. Syaikh Muhammd bin Hamzah Flamurzi.
  67. Syaikh Muhammad bin Khalid bin Ibrahim.
  68. Syaikh Muhammad bin Ash-Shiddiq bin Ahmad.
  69. Syaikh Muhammad bin Abdullah janahi.
  70. Syaikh Muhammad bin Ali Asy-Syafi’i.
  71. Syaikh Muhammad bin Walid Al-Khajah.
  72. Syaikh Muhammad Rafiq bin Qari Muhammad Sa’id Al-Husaini.
  73. Syaikh Mahmud bin Ahmad An-Nu’aimy.
  74. Syaikh Nashir bin Jasim Al-Fayiz.
  75. Syaikh Nabil bin Khalil bin Ali bin Shalih.
  76. Syaikh Nabil bin Muhammad bin Shalih.
  77. Syaikh Nashib bin Khidhr bin Sa’id.
  78. Syaikh Hisyam bin Husain Ar-Rumaitsi.
  79. Syaikh Syaikh Wadhah bin Ali Al-‘Abasi.
  80. Syaikh Yusuf bin Abdurrahman Faqih.
  81. Syaikh yusuf bin Muhammad Ar-Ris.
Penerjemah: Abu Asybal Usamah/voa islam

Tahun 2013 Mujahidin Berkembang Pesat Di Seluruh Dunia


Telah dilaporkan oleh The Global Terrorism Index (GTI) bahwa tahun 2013 adalah tahun melonjaknya bibit-bibit “teroris” (baca: Mujahidin) di seluruh Dunia Internasional. Indonesia menjadi urutan ke-29 negara yang berkembang pesat melahirkan bibit-bibit pejuang Islam yang ingin mendirikan Syariat Islam.

Negara urutan pertama yang sangat berbahaya bagi AS dan Sekutunya dalam perkembangan Mujahidin adalah Iraq. Kemudian menyusul urutan kedua adalah Suriah, disana banyak lahir para Pemuda militant yang siap menyongsong masa depan Islam dengan jihad.

Kemudian menyusul Afghanistan, Pakistan, Yaman, Somalia, Nigeria, Aljazair, Tunisia, Filipina, Thailand, Negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur. Muncul pula gerakan-gerakan Fundamentalis Islam dari Amerika dan Australia menjadi daftar yang cukup mengagetkan bagi Dunia Barat.

Asumsi kemiskinan yang menjadi penyebab munculnya fundamentalis Islam begitu pesat ternyata dibantah oleh GTI, mereka menganalisa bahwa bukan kemiskinan yang menyebabkan masyarakat dunia menjadi radikal, namun ada dorongan Ideologi yang menjadi pemicu.

“Dari peneltian kami tidak semua negara yang mempunyai penghasilan rendah rentan akan aksi terorisme. Ada faktor lain yang menyebabkan masifnya aksi teror,” kata Kellilea dari GTI.

Gerakan fundamentalis Islam yang berkembang secara masif ini diawali dari serangan 11/9 2001. Berawal dari serangan itu sampai tahun 2012 jumlah tentara tewas secara masif.

Perlu di Ingat, Orang Yang Berusaha Mendirikan Daulah Islam BUKAN TERORIS !!!

Hari ini banyak media yang menginformasikan bahwa gerakan-gerakan radikalisme Islam disebut sebagai teroris, hal ini perlu dikaji ulang sebenarnya apa arti dan definisi teroris tersebut, lalu siapakah teroris sesungguhnya yang menteror ribuan manusia di seluruh dunia? Tentu ini harus kita pahami oleh mereka yang belum mengerti.

Banyak juga orang yang menyandang cendikiawan dan pengamat terorisme menyatakan bahwa Mujahidin itu teroris, padahal mereka para Mujahidin bergerak atas dasar perintah al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang dahulu juga pernah dilakukan oleh para sahabat Nabi dan pengikutnya. Jika demikian, para pengamat tersebut lebih pintar dari Allah dan Rosul-Nya.

Perintah untuk masuk Islam secara kaffah dan menjauhi hukum Thoghut ada dalam al-Qur’an, sehingga banyak diantara umat Islam yang mulai sadar bahwa penegakkan Syariat Islam itu adalah perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mendirikan Syariat Islam di Wilayah Majemuk Tetap Relevan

Banyak yang menduga dan berprasangka jelek bahwa Syariat Islam itu diperuntukan oleh Umat Islam saja, tidak demikian. Syariat Islam itu juga untuk mereka yang tidak beragama Islam, mereka tetap dilindungi di dalam pemerintahan Islam asalkan mereka taat terhadap hukum dan peraturan Islam dan membayar Jizyah.

Namun, pada hari ini banyak yang menstigma bahwa Syariat Islam itu tidak relevan karena keadaan penduduk yang majemuk dan beragam. Islam mengatur semua itu, maka hukum siapa yang lebih baik? Apakah hukum buatan Manusia ataukah hukum buatan Tuhan Sang Pencipta Seluruh Manusia?

Selama al-Qur’an dan Sunnah masih ada, selama itu pula Syariat Islam akan tetap diperjuangkan !!!

Sourca : DBS

Read more: http://al-mustaqbal.net/khilafah-tomorrow/tahun-2013-mujahidin-berkembang-pesat-di-seluruh-dunia/#ixzz2IiXVdXRd

2013/01/20

Serangan Pasukan Salibis Perancis Yang Terkutuk Dan Masa Depan Imarah Islam Azawad


Pasukan_Kafir_Perancis 
 
Kamis, 10 Januari 2013, Gao. Salah satu kota penting yang berada di bawah wilayah kekuasaan Imarah Islam Azawad ini dibombardir oleh pasukan kafir salibis Perancis yang bermaksud menguasai kembali dan merebut kota Konna. Dengan menggunakan pesawat-pesawat tempur, pasukan kafir Perancis ini secara biadab menghujani kaum Muslimin dan Mujahidin di Imarah Islam Azawad tersebut.
 
Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius sesumbar mengatakan pergerakan milisi di Mali telah dihentikan.
 
“Menghentikan teroris, hal itu sudah dilakukan,” kata Fabius pada radio RTL. Jika Perancis tidak mengintervensi, ada risiko bahwa milisi dapat memperluas operasi mereka hingga ke ibukota Mali, Bamako.
Kebohongan Menlu Perancis dan media kafir yang menyebarluaskannya tersebut langsung dibantah oleh komandan Mujahidin. Melalui Sahara Media, sumber informasi terpercaya Mujahidin Imarah Islam Azawad dilaporkan bahwa Mujahidin dari Gerakan untuk Tauhid dan Jihad di Afrika Barat (MUJWA) mengirimkan bala bantuan untuk bergabung dengan Mujahidin dari Imarah Islam Azawad, bertempur di garis depan. Dalam pertempuran tersebut, Mujahidin bahkan berhasil menembak jatuh sebuah helikopter Perancis dan menewaskan setidaknya satu pilot musuh.
 
Tidak hanya menyerang Imarah Islam Azawad. Dua hari kemudian, yakni Sabtu, 12 Januari 2013, pukul 02.00 pagi, Perancis melancarkan sebuah operasi rahasia, pembebasan sandera, ke Somalia. Lima helikopter Perancis dikerahkan dalam misi rahasia tersebut, menyerang kota Bulo Marer, sekitar 30 km selatan Marka, wilayah Imarah Islam Somalia, Lower Shabeelle.
 
Serangan terkutuk dari Pasukan khusus Perancis yang ingin membebaskan agen intelijennya, Dennis Allex lagi-lagi gagal dan membuat Perancis kehilangan muka dan mengakibatkan tewasnya beberapa pasukan khusus Perancis, dan melukai yang lainnya.
 
Bahkan komandan pasukan dalam operasi tersebut tewas mengenaskan
 
Komandan_Pasukan_Kafir_Perancis_2
 
meninggalkan banyak harta rampasan perang (ghanimah) serta berbagai informasi penting. Ironisnya lagi, Dennis Allex, akhirnya dieksekusi oleh Mujahidin Al Shabaab akibat dikhianati oleh tuannya sendiri, Perancis.
 
Perancis Tidak Rela Imarah Islam Azawad Eksis Dan Memperluas Wilayahnya
Awalnya adalah deklarasi Imarah Islam Azawad. Azawad, sebuah wilayah di utara negara Mali tersebut seketika menjadi negara Islam, dengan sebutan Imarah Islam Azawad pada hari Jum’at, 6 April 2012 lalu.
Lahirnya Imarah Islam Azawad, alhamdulillah, hasil perjuangan Mujahidin Anshoruddin yang berkolaborasi dengan pejuang Gerakan Nasionalis Suku Tuareg Pro Kemerdekaan, atau yang lebih dikenal dengan nama MNLA.
 
Pasca deklarasi, Imarah Islam Azawad terus mengalami perkembangan, termasuk mulai menerapkan syariat Islam di Timbuktu, salah satu kota penting di Azawad, kemudian di kota Gao, dan terus meluas. Tentu saja, perkembangan menggembirakan Imarah Islam Azawad ini mengkhawatirkan musuh-musuh Islam, dari kalangan salibis, terutama Perancis, sang penjajah kolonial yang merasa memiliki Mali.
 
Awalnya, Perancis tidak berani secara langsung masuk ke Mali dan menghancurkan Imarah Islam Azawad, melainkan menggunakan pemerintahan boneka untuk berhadapan dengan Mujahidin dari Imarah Islam Azawad.
 
Melalui Menteri Luar Negerinya ketika itu, Alain Juppe, Perancis jauh-jauh hari sudah menegaskan bahwa Perancis tidak akan menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan kemerdekaan Azawad.
“Tidak akan ada penyelesaian ketentaraan untuk Tuareg. Penyelesaian politiklah yang kita butuhkan,” demikian kata Juppe. Hal ini karena selain takut, biaya dan kesulitan untuk bertempur di Gurun Sahara, menjadi alasan pertama mengapa tidak ada ekspedisi militer di Azawad.
 
Salibis Perancis justru menyeru sekutu bonekanya, antek-anteknya yang penurut, seperti pemerintahan boneka Aljazair, Mauritania, dan sekutunya di Mali di kelompok kawasan ECOWAS, untuk berunding, atau membantu memberikan dukungan logistik kepada pasukan kawasan, utamanya untuk menghentikan Mujahidin dalam menyebarkan pengaruhnya di kawasan Afrika dan negara-negara Magribi.
 
Namun, karena usaha ini gagal, dan pengaruh Imarah Islam Azawad semakin meluas, bahkan dikabarkan sudah hampir mencapai ibukota Mali, Bamako, maka Perancis pun menjilat ludahnya sendiri, menggempur Imarah Islam Azawad.
 
Nafsu Perancis untuk menyerang dan menggempur Imarah Islam Azawad semakin menggelora sebagaimana ditunjukkan oleh Menteri Pertahanan Perancis, Jean-Yves Le Drian.
 
“Perancis akan melakukan apapun untuk memerangi kelompok-kelompok jihad yang telah melancarkan serangan dalam beberapa hari terakhir ini”, kata Le Drian. Perancis telah mangadakan kontak dengan menteri pertahanan Amerika Leon Panetta, katanya.
 
Sebagaimana diberitakan oleh Sahara Media, Komandan mujahidin Anshoruddin
 
abou oumama
 
menegaskan pemboman intens yang dilakukan oleh penjajah Perancis terhadap kota Konna.
Setidaknya satu orang Muslimah dilaporkan syahid setelah pasukan penjajah Perancis membombardir kota, dan tercatat telah terjadi gelombang eksodus massal dari warga setempat, tetapi Alhamdulillah penduduk setempat sepenuhnya mendukung Mujahidin.
 
Komandan Mujahidin Anshoruddin mengatakan bahwa penjajah dan antek-anteknya juga membom masjid kota. Tidak ada korban yang dilaporkan di antara Mujahidin.
Karena agresi terbuka oleh pasukan penjajah Perancis melawan Mujahidin, Al Qaeda Wilayah Islam Maghribi atau yang lebih dikenal dengan singkatan AQIM mengeluarkan peringatan, ditujukan kepada Hollande,
 
Socialist candidate Hollande news conference in Paris 
 
di mana Mujahidin telah menyatakan dengan jelas bahwa invasi Perancis terang-terangan dan mencolok akan sangat merugikan dan harus dibayar mahal oleh Paris.
 
Abdullah al-Shankiti hafidzahullah, salah satu pejabat AQIM, mengatakan bahwa intervensi tentara salib Barat bertujuan untuk menghentikan pelaksanaan Hukum Syariah di Mali (yang dilaksanakan oleh Imarah Islam Azawad).
 
Beliau mengingatkan Paris bahwa warga Perancis sekarang sedang ditahan oleh Mujahidin, dan berjanji bahwa jika Perancis terus melanjutkan agresi mereka, Perancis akan membayar harga yang sangat mahal.
Sementara itu, komandan penjajah Perancis, Laksamana Edouard Guillaud mengklaim bahwa Perancis hanya ingin menghentikan kemajuan Mujahidin, dan tidak ada rencana untuk menyerang bagian utara Mali (Baca : Imarah Islam Azawad).
 
Seorang analis, Rudy Atallah, yang memiliki pengalaman yang luas di wilayah tersebut dan menjabat sebagai direktur kontra terorisme Afrika di kementerian luar negeri Amerika, menyakini bahwa jika Mujahidin bisa mempertahankan posisi mereka, mengalahkan penjajah Perancis dan Afrika dan membebaskan kota strategis penting Sevare dengan pangkalan militer utama (satu-satunya bandara di pusat Mali) dari tangan tentara boneka, maka menaklukan Azawad bagi penjajah hampir mustahil.
 
Perang Ini Adalah Jihad Melawan Tentara Salib
 
Juru bicara Mujahidin Anshuruddin, Syekh Sanda Ould Bouamama-hafidzahullah-mengatakan bahwa perang ini adalah jihad melawan tentara salib. Jika mereka meminta bantuan dari Perancis, maka kami meminta bantuan dan bimbingan Allah dan dari umat Islam lainnya di wilayah ini.
 
Alhamdulillah, faktanya Mujahidin dari Tauhid wal Jihad langsung menjawab kewajiban untuk membantu saudara-saudaranya berjihad mengusir penjajah Perancis dari Imarah Islam Azawad.
 
Meskipun media-media kafir, seperti Reuters terus menebarkan kebohongan dengan mengabarkan kota Konna telah jatuh, hal tersebut justru dibantah oleh para pejabat pemerintahan boneka Mali dengan mengatakan yang sebaliknya, yakni kota tersebut masih di bawah kendali koalisi Islam.
 
“Ini terlalu dini untuk berbicara tentang pemulihan penuh kontrol atas kota yang kita belum mengendalikannya”, kata seorang kolonel boneka, Diarran Kone.
 
Seperti dilansir AP, juru bicara Mujahidin Anshoruddin, Syekh Sanda Ould Bouamama-hafidzahullah- mengatakan ia tidak memiliki informasi mengenai situasi di Konna karena kurangnya koneksi:
“Saya tidak dapat memberitahu Anda jika Mujahidin kami masih di kota Konna atau tidak, karena sejak kemarin sore, saya tidak melakukan kontak dengan mereka”, kata Syekh Ould Bouamama Sabtu .
 
“Dioncounda Traore meminta bantuan dari Perancis, maka kami meminta bantuan dan bimbingan kepada Allah dan dari umat Islam lainnya di wilayah ini, karena perang ini adalah jihad melawan tentara salib”, demikian ujar beliau melalui telepon dari Timbuktu.
 
Dan pertolongan Allah kepada Mujahidin memang luar biasa. Mujahidin,atas idzin Allah, berhasil menjatuhkan sebuah pesawat helikopter Perancis dan menewaskan pilotnya. Allahu Akbar!
Syekh Sanda, juru bicara Anshoruddin juga mengatakan kepada Reuters bahwa warga Perancis juga akan menjadi target.
 
“Ada konsekuensi, tidak hanya untuk sandera Perancis, tetapi juga untuk semua warga negara Perancis, di mana pun mereka ditemukan di negeri kaum Muslimin,” kata Syekh Sanda Ould Boumama. “Para sandera sedang menghadapi kematian.”
 
Kejadian ini melengkapi kekalahan pasukan Perancis tidak hanya di Mali, tetapi juga di Somalia. Pada hari yang sama pasukan Perancis gagal dalam sebuah operasi penyelamatan Denis Allex, seorang agen intelijen Perancis yang ditahan oleh mujahidin Al Shabaab.
 
Dalam pertempuran tersebut, Mujahidin Al Shabaab berhasil memukul mundur pasukan Perancis yang mengakibatkan satu orang, yakni komandan pasukan khusus Perancis yang diterjunkan untuk memimpin operasi tewas secara mengenaskan. Allahu Akbar!
 
Ketakutan Perancis juga ditunjukkan oleh pimpinan tertingginya, presiden Hollande, yang segera memerintahkan ditingkatkannya penjagaan sekitar bangunan publik dan alat trasportasi di negara itu.
 
Sistem waspada anti teror Perancis yang disebut dengan nama “Vigipirate” langsung diaktifkan setelah perintah ini, dengan tekanan pengamanan pada bangunan publik serta jalur transportasi terutama pesawat dan kereta api. Status siaga akan tetap merah, level kedua tertinggi dalam upaya mencegah atau menghadapi aksi terorisme.
 
Pernyataan ketakutan yang sangat dari presiden Perancis, Hollande itu muncul hanya berselang beberapa jam setelah juru bicara Mujahidin Anshoruddin, Syekh Sanda Ould Boumama mengatakan kepada Reuters bahwa seluruh warga Perancis di seluruh negeri kaum Muslimin akan menanggung konsekuensi atas serangan brutal tersebut. Allahu Akbar!
 
Perancis Bagian Dari Koalisi Salibis Internasional Untuk Menggempur Imarah Islam Azawad
 
Peta_Koalisi_Salibis_Serang_Mali
 
Tidak bisa disangkal lagi, serangan terkutuk Perancis ke Mali, khususnya ke Imarah Islam Azawad, dan juga ke Somalia, merupakan agenda khusus dari Koalisi Salibis Internasional pimpinan AS.
 
Syekh Hazim Al-Madani dalam bukunya “Hakadza Naral Jihad Wa Nuriduhu” memasukkan Perancis di rangking satu prioritas musuh-musuh Islam. Selain itu, Perancis masuk dalam kategori persekutuan atau koalisi Salibis-Yahudi yang memerangi Islam dan kaum Muslimin tiada henti, hingga hari ini.
 
Dalam buku Fakta-Fakta Sewindu Perang Salib Baru dijelaskan bagaimana perang dan kiprah negara kafir harbi Perancis dalam memusnahkan Islam dan kaum Muslimin di negeri Maghribi Islami (Aljazair) yang menjadi anteknya.
 
Melalui pemerintahan bonek Aljazair, Perancis melakukan kristenisasi yang membuat generasi miskin Maghribi memeluk aqidah trinitas dan mengatakan bahwa Allah adalah Al Masih Ibnul Maryam. La haula wa laa quwwata illa billah.
 
Sedari dulu hingga kini, Perancis memiliki dendam dan permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslimin. Perancis, sebagaimana negara-negara barat kristen tidak rela sedikit pun akan kemajuan Islam dan kaum Muslimin, terlebih lagi jika mereka mampu dan berhasil menerapkan syariat Islam secara sempurna. Untuk itu, mereka atau Perancis selalu membuat kebijakan yang menentang Islam dan kaum Muslimin, serta syariatNya.
 
Perancis melarang kaum Muslimin di negeri tersebut mengenakan cadar atau burqa. Mereka juga melarang kaum Muslimin untuk membangun masjid dan menaranya, bahkan mengdiskriditkan dan mendzolimi hampir seluruh Muslim di negeri tersebut, khususnya para Muslimah.
 
Demikianlah kebencian yang sangat dari penjajah Perancis terhadap Islam dan kaum Muslimin, khususnya kepada syariat Islam. Jika kini Perancis menggempur Imarah Islam Azawad, maka pada hakikatnya itu adalah bentuk nyata dari kebencian Perancis terhadap syariat Islam yang semakin berkembang di Imarah Islam Azawad dan kemungkinan besar akan meluas ke seantero Mali, bahkan di negara-negara tetangganya. Hal inilah yang ditakutkan negara kafir harbi tersebut.
 
Dalam sebuah peta koalisi pasukan Salibis internasional bersama negara-negara bonek mereka, di bawah Perancis untuk menyerang Mali, terlihat negara Inggris, Italy, Belgia, Jerman, Denmark, dan tentu saja Uni Eropa (UE) ikut membantu Perancis dengan berbagai macam bantuan, termasuk dana, logistik, pasukan, dan senjata. Selain itu, Kanada, dan tentu saja AS, sebagai pimpinan perang salib baru, berada di belakang Perancis. Juga pasukan dari negara-negara kafir murtad, negara boneka yang ada di Afrika, seperti Senegal, Burkina, Togo, Nigeria, Benin, dan Niger.
 
Lebih parah lagi, PBB, yang selama ini masih dianggap sebagai institusi internasional yang netral (padahal PBB adalah antek koalisi Yahudi-Salibis)
 
PBB Senda Gurau
 
Ikut mendukung serangan terkutuk militer Perancis ke Mali melawan Mujahidin dari Imarah Islam Azawad. Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan serangan tersebut diharapkan dapat
 
memulihkan “integritas wilayah dan ketertiban konstitusi Mali”. DK PBB menggelar pertemuan darurat atas permintaan tuan-tuan mereka, khususnya Perancis pada Senin (14/1) di New York setelah serangan tersebut akhir pekan lalu. Setelah pertemuan Dubes Perancis untuk PBB Gerard Araud mengatakan pemerintahnya mendapat “dukungan dan pengertian” dari 14 anggota Dewan Keamanan PBB lain. Namun dia menambahkan bahwa Perancis juga menginginkan segera dikirimnya pasukan dari aliansi negara Afrika Barat “secepat mungkin”. Pasukan ini dikirim dengan payung resolusi DK PBB 2085, yang diteken Desember lalu dan memungkinkan digerakkannya sebuah pasukan beranggotakan 3.000-personil dengan pimpinan negara Afrika untuk turut mengamankan Mali karena situasi di lokasi yang nyaris hampa hukum dan penguasa sah. Pasukan asal Afrika diperkirakan sampai di Mali “dalam beberapa hari dan minggu” ini, kata Araud. Sementara pimpinan pasukan dipegang oleh Nigeria, yang komandannya sudah berada di lokasi.
 
Perang Besar Segera Terjadi, Khilafah Untuk Imarah Islam Azawad
 
Anshoruddin_4 
 
Perang terbuka dengan skala yang lebih besar nampaknya akan segera meletus di Mali. Marah, kecewa, bercampur rasa malu dan sombong menyulut Perancis untuk segera mengirimkan 2.500 pasukan darat untuk berhadapan langsung melawan Mujahidin Imarah Islam Azawad yang dibantu oleh Mujahidin Al Qaeda (AQIM), Mujahidin Tauhid wal Jihad, dan lainnya.
 
“Akan ada upaya secara bertahap untuk meningkatkan jumlah tentara Perancis hingga 2.500 personel,” kata seorang sumber yang dekat dengan Menteri Pertahanan Perancis, Jean-Yves Le Drian, Selasa (15/1/2013), seperti dikutip dari The Australian.
 
Sebelumnya, Presiden Francois Hollande sempat mengatakan, bahwa saat ini ada 750 tentara Perancis yang sudah ditempatkan di Mali. Tetapi, Hollande mengakui bahwa angka ini akan meningkat.
 
Rencana untuk mengerahkan pasukan sebesar itu bertentangan dengan saran para menteri pemerintah, bahwa keterlibatan pasukan darat Perancis akan dibatasi hanya untuk ‘melindungi’ ibu kota Mali, Bamako.
Menurut Le Monde dan media Perancis lainnya, Perancis juga berencana untuk mendaratkan sebuah kontingen besar tentara di kota Mopti, di wilayah tengah Mali. Dari titik ini, tentara Perancis bisa melakukan operasi militer ke wilayah utara negara itu.
 
Pasukan kafir Perancis telah melakukan invasi militer ke wilayah utara Mali atau di kawasan Imarah Islam Azawad tepatnya sejak akhir pekan lalu. Hal ini dilakukan untuk membendung eksistensi Mujahidin Imarah Islam Azawad yang berhasil menguasai wilayah Mali utara dan terus berkembang.
Tidak bisa disangkal lagi, kini mata seluruh dunia tertuju ke Mali, khususnya kaum Muslimin. Mereka harap-harap cemas dan terus melantunkan doa untuk kemenangan Mujahidin Imarah Islam Azawad yang dibantu oleh Mujahidin lainnya bersiap siaga menahan serangan pasukan kafir Perancis yang dibantu koalisi salibis internasional ditambah pasukan kafir murtad boneka negara-negara Afrika.
 
Perang besar berskala besar bisa jadi akan segera meletus, meningkatkan eskalasi dan tensi politik dan militer di negeri-negeri bekas jajahan kafir Perancis tersebut. Secara mengejutkan, Mujahidin bahkan melakukan serangan awal, sebagai langkah bertahan terbaik.
 
Sebuah pasukan Mujahidin yang menamakan dirinya Brigade Khaled Abul Abbas yang dipimpin oleh Abu Mokhtar Bin Mokhtar, menguasai Perusahaan minyak British Petroleum (BP) milik Inggris yang beroperasi di Aljazair.
 
Melalui juru bicaranya, Mujahidin menyampaikan ke media bahwa mereka berhasil membunuh 2 orang polisi, dan 6 orang lainnya terluka setelah mencoba melawan Mujahidin. Tidak ada dikabarkan adanya korban dari pihak Mujahidin. Mujahidin yang berafilisiasi dengan Al-Qaeda ini juga menyampaikan bahwa mereka menahan 41 para pekerja yang kebanyakan adalah warga negara Amerika, Perancis, Inggris, sisanya adalah beberapa warga negara lainnya seperti Jepang, Norwegia, dan Irlandia.
 
Mereka (Mujahidin) juga menyampaikan ke media, “Kami adalah dari Brigade Abul Abbas, yang dipimpin oleh Mokhtar Bin Mokhtar” katanya, seraya menyebutkan nama salah satu pemimpin Al Qaeda di Wilayah Barat Afrika. “Kami dikirim dari Mali dan menyususup ke Algeria” lanjutnya.
 
Tentu saja serangan gerak cepat dan taktis ini membuat syok koalisi salibis internasional dan memporak-porandakan rencana dan koalisi mereka. Perang besar, jihad melawan tentara salib nampaknya akan terus berlangsung dan menentukan masa depan Imarah Islam Azawad pada khususnya, dan kaum Muslimin pada umumnya.
 
Mujahidin Imarah Islam Azawad telah siap untuk berjihad. Bahkan mereka telah membantah klain media barat bahwa mereka telah dipukul mundur dan keluar dari kota Konna. Saat ini paling tidak telah bersatu antara Mujahidin Imarah Islam Azawad, yang lebih dikenal atau sebelumnya bernama Mujahidin Anshoruddin, kemudian Mujahidin dari Tauhid wal Jihad di Afrika Barat (MUJWA), dan bantuan dari Mujahidin Al Qaeda Wilayah Islam Maghribi (AQIM).
 
Dukungan dari gerakan-gerakan dakwah dan jihad seluruh dunia pun mulai mengalir ke Mali. Syekh Muhammad al Zawahiri hafidzahullah, adik dari amir Al Qaeda Syekh Ayman al Zawahiri hafidzahullah, kemarin membantu mengatur protes atau demonstrasi di depan
kedutaan Barat, yakni di depan kedubes Perancis di Kairo, memprotes invasi atau penjajahan Perancis atas Mali..
 
Menurut Agence France Presse (AFP), para pengunjuk rasa mengatakan bahwa Perancis telah “berperang melawan Islam” karena intervensi di Mali. Hal ini sangat jelas bagi kaum Muslimin yang masih diberikan oleh Allah bashirah, bahkan Presiden Perancis menyatakannya sendiri dan dibenarkan oleh firman Allah, Francois Hollande mengatakan bahwa Perancis tidak memiliki kepentingan di Mali kecuali untuk “mempertahankan Prinsip”. Dan kita tahu bahwa prinsip mereka telah tertulis di dalam Al-Qur’an, yakni :
“Orang-orang yahudi dan nasrani itu tidak akan pernah ridho kepadamu sampai kamu mengikuti millah (ajaran) mereka” (QS. Al-Baqoroh (2) : 120)
 
Dari London, dukungan untuk Mali, khususnya untuk Imarah Islam Azawad datang dari Syekh Anjem Choudary, dan para pendukungnya. Bersama umat Islam di Inggris, Syekh Anjem Choudary memimpin sebuah aksi unjuk rasa di depan kedubes Perancis di London, mengutuk serangan tersebut dan mendukung Mali untuk menegakkan Khilafah!
 
Dalam video yang telah dirilis, Syekh Anjem Choudary menyerukan “Bebaskan Tanah-Tanah Kaum Muslimin.”, dan meneriakkan, Shariah For Mali, alias Syariat Islam untuk Mali. Beberapa demonstran (terlihat juga anak-anak) membawa poster bertuliskan Jihad, dan Khilafah For Mali atau Khilafah Untuk Mali. Selain Syekh Anjem Choudary, Syekh Abu Izuddin juga terlihat memberikan orasi. Syekh Abu Izuddin sambil berorasi membawa poster bertuliskan : French Army : Crusaders! Pasukan militer Perancis, Tentara Salib!
 
Tentu saja, saat ini yang dibutuhkan adalah dukungan dari seluruh kaum Muslimin dalam berbagai bentuk dan sarana untuk kaum Muslimin di Imarah Islam Azawad.
 
azawat 
 
Bantuan dan dukungan bisa berupa aksi protes atas serangan terkutuk kafir Perancis di seluruh kedubes Perancis, do’a-do’a yang dilantunkan untuk kemenangan Mujahidin Imarah Islam Azawad, dan harapan serta doa agar masa depan Imarah Islam Azawad semakin membaik, penjajah kafir Perancis dapat diusir dari bumi Islam di seluruh Afrika, dan Khilafah Islam bisa ditegakkan di Mali dan sekitarnya. Allahu Akbar!
 
Wallahu’alam bis showab!
 
M Fachry
 

2013/01/18

Know Your Enemies, Status Perancis Di Hadapan Kaum Muslimin

============================================================================

                            
 
kaum Muslimin, yakni Kafir Harbi, yakni negara kafir yang selalu memerangi kaum Muslimin, maka status Perancis juga harus diperjelas di hadapan kaum Muslimin.
Sebagaimana AS, Perancis berstatus sama yakni Kafir Harbi, yakni negara kafir yang selalu memerangi kaum Muslimin. Setan besar atau pimpinan perang salib baru adalah AS, dan Perancis (juga Inggris) adalah sekutu terdekat dan merupakan pionir-pionir perang salib baru.
Dalam buku Fakta-Fakta Sewindu Perang Salib Baru dijelaskan bagaimana perang dan kiprah negara kafir harbi Perancis dalam memusnahkan Islam dan kaum Muslimin di negeri Maghribi Islami (Aljazair) yang menjadi anteknya.

Melalui pemerintahan bonek Aljazair, Perancis melakukan kristenisasi yang membuat generasi miskin Maghribi memeluk aqidah trinitas dan mengatakan bahwa Allah adalah Al Masih Ibnul Maryam. La haula wa laa quwwata illa billah.
Sedari dulu hingga kini, Perancis memiliki dendam dan permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslimin. Perancis, sebagaimana negara-negara barat kristen tidak rela sedikit pun akan kemajuan Islam dan kaum Muslimin, terlebih lagi jika mereka mampu dan berhasil menerapkan syariat Islam secara sempurna. Untuk itu, mereka atau Perancis selalu membuat kebijakan yang menentang Islam dan kaum Muslimin, serta syariatNya.

 Perancis melarang kaum Muslimin di negeri tersebut mengenakan cadar atau burqa. Mereka juga melarang kaum Muslimin untuk membangun masjid dan menaranya, bahkan mengdiskriditkan dan mendzolimi hampir seluruh Muslim di negeri tersebut, khususnya para Muslimah.

Memahami Target Prioritas Musuh

Syekh Hazim Al-Madani dalam bukunya “Hakadza Naral Jihad Wa Nuriduhu” memasukkan Perancis di rangking satu prioritas musuh-musuh Islam. Di rangking satu musuh-musuh Islam itu terdapat Yahudi, Nasrani Barat, sebagai pimpinan perang salib baru, Amerika dan Eropa Barat, baik protestan dan katolik (di sini termasuk Perancis), Nasrani Timur, termasuk Rusia, dan Arab (ortodoks), Hindu, kaum paganis lain, dan syi’ah.
Selain itu, Perancis masuk dalam kategori persekutuan atau koalisi Salibis-Yahudi yang memerangi Islam dan kaum Muslimin tiada henti, hingga hari ini. Dengan demikian, sebagaimana penjelasan Syekh Hazim Al-Madani dalam bukunya, maka umat Islam, khususnya Mujahidin harus memahami dan mengetahui siapa musuhnya, mana yang didahulukan, termasuk memahami siapa kita, siapa yang bersama kita, siapa yang kita abaikan sementara, dan bagaimana strategi menghadapi masing-masing musuh tersebut.

Menurut Syekh Hazim, musuh yang harus didahulukan adalah koalisi Yahudi-Salibis dunia yang diwakili oleh Amerika Serikat, Yahudi Palestina, dan luar Palestina, Inggris, dan negara-negara Kristen Barat. Perancis tentu saja masuk dalam kategori ini, yakni musuh yang harus didahulukan.

Sementara itu, tentang siapa kita, menurut beliau kita adalah seluruh elemen gerakan Islam, jama’ah-jama’ah jihad dan jama’ah dakwah Islam. Mereka merupakan basis lahirnya Mujahidin yang harus dibela dan dipelihara. Sebabnya jelas, jika Mujahidin mendapat pukulan dan mengalami kemunduran, mereka yang akan dijadikan sasaran tembak berikutnya oleh musuh.

Sementara itu, tentang siapa yang bersama kita, beliau menjelaskan bahwa yang bersama kita adalah semua orang Islam, dan semua elemen umat Islam yang menerima kita dan bersedia berjalan seiring dengan kita di bawah panji kita. Mereka adalah basis strategis untuk gerakan Islam dan dukungan yang tak akan putus setelah dukungan dari Allah SWT.
Akhirnya, harus difahami bahwa prioritas target musuh bagi gerakan Islam adalah sistem politik global (koalisi Yahudi-Salibis), karena keberadaan mereka menjadi pusat rotasi rezim-rezim sekuler lokal baik Arab maupun non Arab.

Pukulan terhadap koalisi ini, keruntuhannya atau bahkan sekedar putusnya kendali politiknya mengakibatkan rontoknya rezim-rezim lain yang ia sokong, dan masyarakat dunia terbebas dari belenggu hegemoninya. Bila ini terjadi, kita bisa lanjutkan dengan merombak rezim-rezim lokal, memanfaatkan momentum hilangnya kekuatan pengayom global tempat mereka bergantung selama ini. Yakinlah, tatkala kita berhasil mengubur induknya, anak keturunannya akan ikut terkubur bersamanya. Insya Allah!

Wallahu’alam bis showab!

M Fachry