LAILAHAILLAH_MUAHAMMADURASULULLAH

2013/02/13

Mujahidin Al-Qaidah Mali Tantangan Baru yang Besar bagi PENTAGON


Mujahidin Al-Qaidah Mali Tantangan Baru yang Besar bagi PENTAGON

AMERIKA SERIKAT.(voa-islam.com) – Selasa (12/02/13) surat kabar New York Times mempublikasikan bahwa kepemimpinan Pentagon di Afrikan, yang telah dibentuk lima tahun lalu untuk fokus melatih puluhan angkatan bersenjata puluhan Negara – Negara Afrika dan memperkuat program sosial-politik-ekonomi, menghadapi tantangan yang besar sat ini.
Harian tersebut  mengatakan bahwa tantangan baru ini adalah berasal dari generasi baru pejuang Islam yang sedang menguji kemampuan AS untuk memberantas terorisme tanpa terseret le dalam sengketa yang besar.
Dalam konteks laporan yang disiarkan pada hari Selasa di situs elektroniknya, Times menambahkan bahwa beberapa kritikus di militer dan kongres bertanya – Tanya tentang kepemimpinan dengan misi ganda.
Beberapa anggota parlemen memperingatkan bahwa AFRICOM, yang berbasis di Jerman, mengalami kekurangan mitra dan pendanaan karena tantangan yang meliputi perang melawan pejuang Al-Qaidah di Mali dan pejuang Islam kelompok lain di Libya.[usamah/imo]

Cara-cara Shalat dalam Keadaan Perang


Cara-cara Shalat dalam Keadaan Perang


SHALAT KHAUF


Al-Khauf artinya khawatir, takut, lawan dari al-Amn (merasa aman). Adapun yang dimaksud shalat Khauf ialah shalat yang dilakukan dalam situasi perang melawan musuh. Karena shalat dalam keadaan demikian memperoleh beberapa keringanan-keringanan dan kemudahan-kemudahan – terutama bagi shalat jamaah – yang tidak terdapat pada shalat lainnya.


Dasar disyari’atkannya shalat Khauf adalah ayat-ayat dan hadits-hadits, yang akan kita temui nanti ketika menerangkan tentang situasi-situasi dan cara-cara shalat ini.


SITUASI-SITUASI


SHALAT KHAUF Ada dua keadaan yang mempengaruhi bentuk shalat Khauf ini, sesuai dengan situasi perang:


SITUASI PERTAMA:


Yaitu saat berjaga-jaga dan bersiap siaga sebelum terjadinya pertempuran. Dalam keadaan demikian, shalat mengambil bentuk tertentu, berlainan sedikitdari bentuk shalat pada umumnya, diakrenakan kaum muslimin ingin agar shalat senantiasa dilaksanakan berjamaah, dipimpin oleh pemimpin besar atau panglima tertinggi mereka, atau seorang yang mewakili kedudukannya dalam mengatur pertempuran.


Disyari’atkannya shalat Khauf dalam keadaan seperti ini, ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala:


Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), Maka hendaklah mereka pindahdari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orangkafir itu. (Q.S. an-Nisa’: 102).


Fa idza sajadu: apabila mereka telah bersujud. Maksudnya, apabila orang-orang yang shalat beserta kamu telah menyelesaikan shalatnya, maka hendaklah mereka pergi menjaga kamu.


Bentuk shalat Khauf yang diterangkan pada ayat tersebut di atas, mempunyai dua cara – yang diterangkan oleh Rasulullah SAW lewat praktek beliau – yang saling berbeda menurut perbedaan posisi musuh terhadap kaum muslimin, dan apakah mereka berada di arah kiblat atau tidak.


Cara Pertama


Cara yang pertama ialah di kala musuh berada di arah kiblat, sedang pertempuran belum berkecamuk.


Apabila para tentara hendak melakukan shalat berjamaah, dan tidak ingin membagi shalat mereka menjadi beberapa kelompok, agar memperoleh keutamaan satu jamaah yang besar, maka hendaklah imam mengatur mereka menjadi dua barisan, atau empat, atau lebih banyak lagi, dan shalatlah bersama mereka.


Apabila imam sujud, maka yang ikut bersujud hanya shaf yang terdekat dengannya saja, manakala jamaah dibagi menjadi dua shaf. Adapun kalau dibagi menjadi empat, maka yang ikut bersujud dua shaf yang terdekat, demikian seterusnya. Sedang selebihnya tetap berdiri, menjaga kawan-kawan mereka terhadap serangan yang tiba-tiba atau semisalnya.


Apabila imam bangkit beserta mereka yang bersujud bersamanya, barulah yang lain-lain sujud lalu menyusul imam berdiri untuk rakaat kedua.


Apabila imam sujud untuk rakaat kedua, maka hanya diikuti oleh mereka yang pada rakaat pertama tadi tidak ikut sujud bersamanya. Sedang yang pada rakaat pertama tadi ikut sujud, sekarang tidak.


Dan akhirnya, semuanya duduk bersama-sama untuk bertasyahud dan salam.


Cara shalat seperti ini telah dilakukan oleh Rasulullah pada suatu peperangan, yaitu perang ‘Usfan. Dengan demikian menjadi suatu sunnah pada tiap keadaan yang menyerupainya.


Al-Bukhari (902) telah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas RA, dia berkata:
قَامَ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَ قَامَ النَّاسُ مَعَهُ، فَكَبَّرَ وَكَبَّرُوا مَعَهُ، وَرَكَعَ نَاسٌ مِنْهُمْ، ثُمَّ سَجَدَ وَسَجَدُوا مَعَهُ، ثُمَّ قَامَ لِلثَّانِيَةِ فَقَامَ الَّذِيْن سَجَدُوا وَحَرَسُواِلاِخْوَانِهِمْ، وَاَتَتِ الطَائِفَةُ اْلاُخْرَى فَرَكَعُوْا وَسَجَدُوا مَعَهُ وَالنَّاسُكُلُّهُمْ فِى صَلاَةٍ، وَلَكِنْ يَحْرُسُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا


Nabi SAW berdiri, dan orang-orang berdiri bersama beliau. Maka beliau pun takbir, dan mereka pun takbir bersama beliau. Lalau ada beberapa orangdari mereka yang ikut ruku’. Selanjutnya Nabi sujud, dan (hanya) mereka inilah yang ikut sujud bersama beliau. Kemudian Nabi bangkit untuk rakaat kedua, maka bangkit pula mereka yang tadi ikut sujud lalu menjaga kawan-kawan mereka, sementara kelompok yanglain datang lalu ruku’ dan sujud bersama beliau. Sedang orang-orang itu seluruhnya berada dalam satu shalat, tetapi sebagian mereka menjaga sebagian lainnya.


Cara Kedua


Adapun cara yang kedua ialah ketiak musuh tersebar di selain arah kiblat, sedang pertempuran belum terjadi. Dalam keadaan seperti ini, cara shalat yang dianjurkan ialah sebagai berikut:


1. Jamaah dibagi menjadi dua kelompok. Sekelompok berdiri menghadapi musuh. Bersiap siaga dan menjaga kawannya. Sedang kelompok lainnya menunaikan shalat jamaah bersama imam.


2. Bersama kelompok yang kedua ini, imam melakukan shalat satu rakaat. Apabila ia bangkit untuk melakukan rakaat kedua, maka kelompok ini memisahkan diridari imam, dengan menyelesaikan sendiri rakaat yang kedua, lalu pergi menggantikan kelompok yang pertama tadi berjaga-jaga.


3. Kelompok pertama datang lalu ma’mum kepada imam, -dan imam dianjurkan memperpanjang berdirinya pada rakaat kedua, agar bisa tersusul oleh kelompok ini-, lalu, imam melanjutkan shalatnya bersama kelompok ini untuk rakaat kedua, yang bagi mereka baru merupakan rakaat pertama. Oleh karena itu, apabila imam duduk untuk tasyahud, mereka justru bangkit untuk menyelesaikan rakaat kedua, kemudian menyusul imam yang masih tetap dalam tasyahudnya, menunggu mereka. Lalu salam bersama mereka.


Cara seperti ini adalah sifat shalat Rasulullah SAW pada peranga Dzatirriqa’.


Al-Bukhari (3900), dan Muslim (842) dan juga lainnya meriwayatkan dari Shalih bin Khawwat, dari seseorang yang menyaksikan Shalat Khauf yang dilakukan Rasulullah SAW pada perang Dzaturriqa’:
اَنَّ طَائِفَةً صَفَّتْ مَعَهُ، وَ طَائِفَةٌ وَجَاهُ الْعَدُوِّ، فَصَلَّى بِالَّتِى مَعَهُ رَكْعَةً، ثُمَّ ثَبَتَ قَائِمًا، وَاَتَمُّوالاَِنْفُسِهِمْ ثُمَّ انْصَرَفُوا، فَصَفُّوا وُجَاهَ الْعَدُوِّ، وَجَاءَتِ الطَائِفَةُ اْلاُخْرَى فَصَلَّى بِهِمُ الرَّكْعَةَ الَّتِى بَقِيَتْ مِنْ صَلاَتِهِ، ثُمَّ ثَبَتَ جَالِسًا، وَاَتَمُّوالاَِنْفُسِهِمْ ثُمَّ سَلَّمَ بِهِمْ


Bahwasanya satu kelompok membentuk shaf bersama beliau, sedang kelompok lainnya menghadapi musuh. Maka, beliau shalat bersama kelompok yang menyertai beliau itu satu rakaat. Kemudian beliau tetap berdiri, sementara mereka menyelesaikan (shalatnya) sendiri-sendiri, kemudian pergi lalu berbaris menghadapi musuh. Dan datanglah kelompok yanglain tadi, maka Nabi melanjutkan shalatnya bersama mereka, (menyelesaikan) rakaat yang tersisa dari shalatnya itu. Kemudian tetap duduk, sementara mereka menyempurnakan (shalatnya) sendiri-sendiri. Barulah kemudian beliau salam bersama mereka.


Anda lihat, bahwa pelaksanaan shalat dengan kedua cara seperti ini –di kala kaum muslimin menghadapi musuh- memuat salah satu gambaran betapa harus terpeliharanya shalat jamaah, sambil memelihara keselamatan kaum muslimin, waspada terhadap musuh dan berjaga-jaga menghadapi tipu-daya mereka.


Adapun keistimewaannya yang terbesar ialah agar senantiasa mengikuti Rasulullah SAW, dan memperoleh pahala dari shalat yang dilakukan bersama dalam satu jamaah, dipimpin oleh Khalifah, atau pemimpin besar, atau panglima di medan-medan pertempuran.


SITUASI KEDUA


Yatiu ketika peperangan dengan musuh telah berkecamuk, barisan-barisan telah bercampuraduk diliputi kekhawatiran yang amat sangat.


Dalam keadaan seperti ini tidak ada cara shalat tertentu. Tapi masing-masing melakukan shalat dengan cara apapun yang mungkin: berjalan kaki, naik kendaraan, berlari, berdiri, menghadap kiblat ataupun tidak. Ruku’ dan sujudnya cukup dengan isyarat, yakni dengan menggerakkan kepala yang menunjukkan ruku’ dan sujud. Isyarat sujud tentu melebihi isyarat ruku’. Jika mungkin sebagin ma’mum kepada yanglain itu lebih baik, sekalipun tempat mereka berbeda-beda, atau ma’mumnya berada di depan imam.


Allah Ta’ala berfirman;


Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'. Jika kamu dalam Keadaan takut (bahaya), Maka Shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. kemudian apabila kamu telah aman, Maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (Q.S. al-Baqarah: 238-239).


Al-Wustha: shalat ‘Ashar.


Kama ‘allamakum: sebagaimana Allah mengajarkan kepada kamu amaliah-amaliah shalat.


Al-Bukhari (4261) telah meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar RA dalam mensifati Shalat Kahuf dan setelah menceritakan tentanga kedua cara tersebut di atas, dia berkata:
وَبَعْدُ فَاِنْ كَانَ خَوْفٌ هُوَ اَشَدُّ مِنْ ذَلِكَ، صَلُّوا رِجَالاً قِيَامًا عَلَى اَقْدَامِهِمْ اَوْ رُكْبَانًا مُسْتَقْبِلِى الْقِبْلَةِ، اَوْ غَيْرَ مُسْتَقْبِلِيْهَا


Dan seterusnya, jika terjadi kekhawatiran yang lebih hebat lagi daripada itu, maka mereka shalat sambil berjalan dan berdiri dengan kaki mereka, atau berkendaraan, dengan menghadap atau tidak menghadap kiblat.


Menurut Malik, Nafi’ berkata: “Aku berpendapat, Abdullah bin Umar takkan menceritakan seperti itu, kecuali dari Rasulullah SAW”.


Sedang menurut Muslim (839):
فَصَلِّ رَاكِبًا اَوْ قَائِمًا، تُوْمِئُ اِيْمَاءً


Maka shalatlah kamu sambil berjalan atau berdiri, dengan menggunakan isyarat.


Dan dalam keadaan seperti ini, semua gerakan yang dilakukan mushalli yang disebabkan oleh situasi perang, semuanya dimaafkan, selain berbicara dan berteriak, karena tidak ada darurat yang memaksa hal itu dilakukan.


Dan apabila terkena najis yang tak bisa dimaaf, seperti darah dan semisalnya, maka shalat tetap sah, tetapi nantinya wajib diqadha ‘.


Dan ketahuilah, bahwa shalat serupa ini merupakan rukhsakh pada setiap peperangan yang diizinkan syara’, dan juga pada setiap keadaan di mana seorang mukallaf mengalami kekhawatiran hebat, seperti ketika lari dari musuh atau binatang buas dsb.


Hal yang patut diperhatikan pada disyari’atkannya cara shalat seperti ini ialah, agar pelaksanaan shalat pada waktunya yang telah ditentukan tetap terpelihara, demi mematuhi perintah Allah dalam firmannya:


Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Q.S. an-Nisaa’: 103) 
 
source : forum al-busyro

Allahu Akbar! Anggota Navy SEAL Yang Membunuh Syaikh Osamah Cemaskan Kehidupannya Dan Keluarganya



NAVY_SEAL 

Tabi’ Dakwah Najd untuk Al-Mustaqbal.net
Anggota Navy SEAL yang membunuh Syaikh Osamah bin Laden akhirnya buka suara, saat diwawancarai majalah Esquire, Senin (11/2/13). Dia menceritakan dan mengakui bahwa pada malam itu dia telah menembak Syaikh Osamah tiga kali. Anggota Navy SEAL yang dirahasiakan identitasnya oleh majalah Esquire, mengungkapkan perannya dalam serangan berani pada Mei 2011 untuk kali pertama, serta kekhawatiran yang dia rasakan terkait keamanan keluarganya paska serangan tersebut dari aksi balas dendam Mujahidin global yang siap mengeksekusinya dan mengancam keselamatannya setiap saat.
Anggota pasukan komando itu juga mengungkapkan selain kecemasannya terkait keamanan keluarganya ada kecemasan lain yang sedang menghantuinya yaitu terkait masalah keuangan yang dialaminya sekarang. Sebagai warga sipil yang menganggur dia terancam masalah finansial karena dia meninggalkan Angkatan Laut setelah 16 tahun bertugas, dia tidak memenuhi syarat untuk mendapat pensiun. Dana pensiun hanya diberikan kepada mereka yang bertugas di Angkatan Laut setidaknya 20 tahun. “Dia telah memberikan begitu banyak hal untuk negaranya, dan sekarang dia ditinggalkan dalam debu,” kata istrinya.
Dia menceritakan saat pasukan komando Navy SEAL tiba dalam kegelapan malam di kompleks Abbottabad. Tepat di lantai tiga di salah satu bangunan di kompleks Abbottabad Syaikh Osamah sedang bersembunyi. Saat digerebek Syaikh Osamah tampak bingung dan di dekat tangan Syaikh Osamah ada senjata senapan otomatis AK-47 yang dapat diraihnya.
The Shooter (si penembak)” tersebut melanjutkan: “Dia punya senjata dalam jangkauan. Dia merupakan sebuah ancaman. Saya harus melakukan tembakan di kepala sehingga dia tidak punya kesempatan untuk meledakkan dirinya,” kata “The Shooter (si penembak)”. “Dalam sekejap, saya menembaknya, dua kali di dahi. Bap! Bap! Pada tembakan kedua, dia roboh. Dia ambruk ke lantai di depan tempat tidurnya dan saya menembaknya lagi. Bap! di tempat yang sama,” katanya.
Salah satu pelaku yang terlibat dalam serangan itu, Matt Bissonnette, menerbitkan sebuah buku berjudul No  Easy Day, tahun lalu. Buku itu memicu kemarahan para pejabat Pentagon. Mereka menuduh Bissonnette melanggar janji untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia. Artikel Esquire menegaskan sejumlah laporan sebelumnya, termasuk satu laporan dalam No Easy Day, yang menggambarkan saat Syaikh Osama terluka parah dan ambruk di lantai, dan anggota SEAL lainnya menembaknya berulang di dada dan kaki. Biadab mereka, semoga Allah hancurkan mereka dengan tangan-tangan kita.
Sekarang “The Shooter (si penembak), telah disia-siakan Kafir Harbiy Amerika” mereka digambarkan jurnalis Esquire sebagai pahlawan anonim tanpa pensiun, asuransi kesehatan, atau keamanan tambahan untuk keluarganya. “The Man Who Killed Osama bin Laden… is Screwed”. Kata jurnalis Esquire. Sungguh kasihan mereka, mereka tidak tahu mereka berperang di jalan siapa dan untuk apa?

2013/02/10

Indonesia Budak CIA (Zionis - Amerika)


Terlibat Penyiksaan & Pemindahan Tahanan Rahasia

NEW YORK - Open Society Foundation (OSF), Selasa, 5 Februari 2013, meluncurkan hasil studi berjudul "Globalizing Torture: CIA Extraordinary Rendition and Secret Detention" (Penyiksaan Global: CIA Rahasia Penahanan dan Rendition Luar Biasa).

Studi ini menyoroti program rendition (pemindahan seseorang ke negara lain tanpa melalui proses hukum) dan penahanan rahasia yang dilakukan dinas rahasia Amerika Serikat, CIA, paska serangan teroris 11 September 2001 ke negara itu. Partner CIA dalam program rahasia ini 54 negara, termasuk Indonesia.

Negara-negara partner CIA itu berpartisipasi dalam operasi perburuan tersangka teroris ini dengan berbagai cara: ada yang menyediakan penjara di wilayah mereka;  membantu penangkapan dan pemindahan tahanan; menyediakan wilayah udara domestik dan bandaranya untuk penerbangan rahasia yang mengangkut tahanan; menyediakan informasi intelijen yang mengarah ke penahanannya. Di tahanan, mereka diperlakukan dengan aneka penyiksaan.

Partisipasi masing-masing negara dalam program ini berbagai macam. Polandia dan Lithuania mengizinkan CIA menjalankan penjara rahasia di negara mereka. Sejumlah negara Timur Tengah, Asia, dan Eropa, membantu dengan menyerahkan tahanan kepada CIA. Beberapa di antaranya melakukan penangkapan atas nama CIA. Negara-negara di Timur Tengah menginterogasi tahanan atas nama CIA, seperti yang dilakukan Yordania. Sedangkan Yunani dan Spanyol menyediakan bandaranya untuk memindahkan tahanan secara rahasia.

Inilah negara yang menjadi partner CIA dalam program rahasia tersebut: Afganistan, Albania, Aljazair, Australia, Austria, Azerbaijan, Belgia, Bosnia-Herzegovina, Kanada, Kroasia, Cyprus, Republik Ceko, Denmark, Djibouti, Mesir, Ethiopia, Finlandia, Gambia, Georgia, Jerman, Yunani, Hongkong, Islandia, Indonesia, Iran, Irlandia, Yordania, Kenya, Libya, Lithuania, Macedonia, Malawi, Malaysia, Mauritania, Moroko, Pakistan, Polandia, Portugal, Romania, Arab Saudi, Somalia, Afrika Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Suriah, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, Inggris, Uzbekistan, Yaman, dan Zimbabwe.

Apa peran Indonesia dalam program rahasia itu? Studi itu menyebutkan, setidaknya ada 3 orang yang ditangkap Intelijen Indonesia yang terkait dengan program itu: Muhammad Saad Iqbal Madni, Nasir Salim Ali Qaru, dan Omar al-Faruq. Madni ditangkap intelijen Indonesia di Jakarta, berdasarkan permintaan CIA. Ia lantas ditransfer ke Mesir. Nasir ditangkap di Indonesia tahun 2003 dan ditahan di sini sebelum ditransfer ke Yordania. Nasir selanjutnya dipindahkan ke fasilitas CIA di lokasi yang tidak diketahui sebelum akhirnya dipindahkan ke Yaman, Mei 2005. Sedangkan Faruq ditangkap di Bogor tahun 2002 sebelum ditahan di penjara rahasia CIA. Dia ditahan di Bagram, Afganistan, tapi melarikan diri, Juli 2005. Faruq mati ditembak pasukan Inggris di Basra, Irak, tahun 2006.

Dalam studi itu OSF itu disebutkan, setidaknya ada 136 orang yang dilaporkan menjadi korban operasi ini. Jumlah sebenarnya bisa jadi lebih banyak, tapi tak akan diketahui secara pasti sampai Amerika Serikat dan para mitranya membuka informasi soal ini kepada umum. Studi ini fokus pada tahanan rahasia CIA, tidak termasuk tahanan yang berada di Penjara Guantanamo, Kuba.

Laporan itu juga menuntut adanya pertanggungjawaban, baik dari Amerika Serikat maupun negara-negara yang membantunya itu. "Dengan terlibat dalam penyiksaan dan pelanggaran lain yang terkait dengan penahanan rahasia dan pemindahan tahanan tanpa proses hukum, pemerintah AS melanggar hukum domestik dan internasional, sehingga mengurangi hak moral dan mengikis dukungan untuk memerangi teroris di seluruh dunia," kata laporan OSF itu.

Studi itu menambahkan, negara-negara lain yang berpartisipasi dalam program itu juga harus ikut bertanggung jawab. Hingga kini, hanya Kanada yang telah meminta maaf atas perannya, sementara tiga negara lainnya -Australia, Inggris, dan Swedia- juga telah menawarkan kompensasi kepada individu yang menjadi korban operasi itu.

Presiden Barack Obama sudah memerintahkan untuk mengakhiri penggunaan interogasi yang keras ketika ia mulai berkantor di Gedung Putih, 2009 lalu. Tetapi OSF mengkritiknya karena masih mengizinkan adanya pemindahan tahanan tanpa proses hukum jika negara-negara tujuan itu berjanji untuk memperlakukan tahanan secara manusiawi.

CIA menolak mengomentari laporan tersebut. Direktur CIA 2006-2009 Michael Vincent Hayden, berbicara dalam pertemuan kelompok pemikir di Amerika Serikat bulan lalu, mengingat kembali apa yang ia sampaikan kepada duta besar Eropa tahun 2007. "Kami berperang dengan Al-Qaeda dan afiliasinya. Perang ini dalam lingkup global dan tanggung jawab moral dan hukum saya adalah memerangi mereka di manapun mereka berada."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Michael Tene, belum bisa dimintai konfirmasi. Michael, yang sedang berada di Kairo, Mesir, tak bisa dihubungi. [Widad/tmp]

DPR Akan Panggil BIN Terkait 'Bantuan kepada CIA'


 













Dewan Perwakilan Rakyat pekan depan akan memanggil Badan Intelijen Negara (BIN) terkait laporan yang mengatakan Indonesia terlibat dalam membantu badan intelijen Amerika CIA untuk menahan dan menyiksa tersangka teroris di seluruh dunia setelah insiden 11 September 2001.

"Laporan tersebut tampaknya telah mendapat perhatian publik. Dengan demikian, kami akan meminta penjelasan BIN dalam sidang minggu depan," kata Mahfudz Siddiq, Ketua Komisi I DPR yang mengawasi pertahanan dan urusan luar negeri, seperti dikutip The Jakarta Post, Kamis 07/02.

Mahfudz mengatakan, badan intelijen negara belum menginformasikan kepada komisi terkait kemitraan dengan CIA.

"Kami ingin tahu detil tentang keterlibatan badan intelijen kami dengan operasi CIA, meskipun BIN bisa bekerja sama dengan lembaga-lembaga asing dalam operasi rahasia," tambah Mahfudz yang berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Mahfudz menjelaskan bahwa penyiksaan yang dilakukan terhadap tersangka teroris tidak boleh dilakukan, merujuk kepada Konvensi PBB yang menentang penyiksaan.

Sementara itu, juru bicara BIN Ruminta tidak mau memberikan komentar terkait berita ini saat dikonfirmasi The Jakarta Post.

Laporan setebal 213 halaman oleh  Open Society Justice Initiative (OSJI) yang berbasis di New York menunjukkan bahwa Indonesia membantu CIA dengan menangkap tersangka teroris dalam program penahanan rahasia setelah serangan 9/11.

Laporan OSJI terebut mengungkapkan bahwa mantan kepala BIN AM Hendropriyono telah menangkap tiga tersangka teroris sejak tahun 2002, dan membantu pemindahan mereka untuk dibawa ke negara lain secara diam-diam dan mendapat penyiksaan.

Laporan pertama yang diketahui terjadi pada 9 Januari 2002, ketika Hendropriyono menangkap Muhammad Saad Iqbal Madni, warga negara Pakistan-Mesir di Jakarta.

Omar al-Faruq, yang dituding sebagai perwakilan al-Qaidah di Asia Tenggara yang dikabarkan menikah dengan wanita Indonesia, juga ditangkap di Bogor, Jawa Barat, pada tahun 2002, dan kemudian dikenakan tahanan rahasia CIA di Penjara Bagram, salah satu pangkalan militer terbesar AS di Afghanistan.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Saleh Nasir Salim Ali Qaru alias Marwan al-Adeni juga ditangkap dan ditahan pada tahun 2003 dan dipindahkan tanpa izin dari Indonesia ke Yordania, di mana dia disiksa oleh petugas intelijen Yordania.

Hendropriyono sendiri menolak berkomentar atas laporan OSJI tersebut.

Dewan Perwakilan Rakyat pekan depan akan memanggil Badan Intelijen Negara (BIN) terkait laporan yang mengatakan Indonesia terlibat dalam membantu badan intelijen Amerika CIA untuk menahan dan menyiksa tersangka teroris di seluruh dunia setelah insiden 11 September 2001.

"Laporan tersebut tampaknya telah mendapat perhatian publik. Dengan demikian, kami akan meminta penjelasan BIN dalam sidang minggu depan," kata Mahfudz Siddiq, Ketua Komisi I DPR yang mengawasi pertahanan dan urusan luar negeri, seperti dikutip The Jakarta Post, Kamis 07/02.

Mahfudz mengatakan, badan intelijen negara belum menginformasikan kepada komisi terkait kemitraan dengan CIA.

"Kami ingin tahu detil tentang keterlibatan badan intelijen kami dengan operasi CIA, meskipun BIN bisa bekerja sama dengan lembaga-lembaga asing dalam operasi rahasia," tambah Mahfudz yang berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Mahfudz menjelaskan bahwa penyiksaan yang dilakukan terhadap tersangka teroris tidak boleh dilakukan, merujuk kepada Konvensi PBB yang menentang penyiksaan.

Sementara itu, juru bicara BIN Ruminta tidak mau memberikan komentar terkait berita ini saat dikonfirmasi The Jakarta Post.

Laporan setebal 213 halaman oleh  Open Society Justice Initiative (OSJI) yang berbasis di New York menunjukkan bahwa Indonesia membantu CIA dengan menangkap tersangka teroris dalam program penahanan rahasia setelah serangan 9/11.

Laporan OSJI terebut mengungkapkan bahwa mantan kepala BIN AM Hendropriyono telah menangkap tiga tersangka teroris sejak tahun 2002, dan membantu pemindahan mereka untuk dibawa ke negara lain secara diam-diam dan mendapat penyiksaan.

Laporan pertama yang diketahui terjadi pada 9 Januari 2002, ketika Hendropriyono menangkap Muhammad Saad Iqbal Madni, warga negara Pakistan-Mesir di Jakarta.

Omar al-Faruq, yang dituding sebagai perwakilan al-Qaidah di Asia Tenggara yang dikabarkan menikah dengan wanita Indonesia, juga ditangkap di Bogor, Jawa Barat, pada tahun 2002, dan kemudian dikenakan tahanan rahasia CIA di Penjara Bagram, salah satu pangkalan militer terbesar AS di Afghanistan.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Saleh Nasir Salim Ali Qaru alias Marwan al-Adeni juga ditangkap dan ditahan pada tahun 2003 dan dipindahkan tanpa izin dari Indonesia ke Yordania, di mana dia disiksa oleh petugas intelijen Yordania.

Hendropriyono sendiri menolak berkomentar atas laporan OSJI tersebut.

source:muslimdaily.net

Syaikh Al-Arifi: Al Qaidah Bukanlah Organisasi yang Mudah Mengkafirkan dan Menumpahkan darah

Syaikh Al-Arifi: Al Qaidah Bukanlah Organisasi yang Mudah Mengkafirkan dan Menumpahkan darah

Syaikh Muhammad Al-Arifi, guru besar di Universitas Kerajaan Su’ud, Riyadh, mengatakan orang-orang yang mengikuti organisasi Al Qaidah bukanlah orang yang mudah mengkafirkan kaum muslimin dan bukan orang yang mudah menumpahkan darah.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazirah beliau berkata, “Saya bukan anggota Al Qaidah dan saya juga tidak mengadopsi pemikiran mereka, akan tetapi Allah swt berfirman, “Jika kalian berkata, berkatalah dengan adil,” jelasnya.

Beliau menambahkan, pemimpin Al Qaidah yang gugur di tangan Amerika, Syaikh Usamah bin Ladin, tidak membawa ideologi-ideologi yang dituduhkan orang-orang saat ini kepada Al Qaidah, “Syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah merahmatinya, tidak menanamkan ideologi-ideolongi yang saat ini dikaitkan dengan Al Qaidah,” tambahnya.

Sebelum wawancara tersebut berakhir, beliau menegaskan kembali, “Saya bukan dalam rangka membela mereka dan saya juga bukan bagian dari mereka, akan tetapi pada dasarnya kita harus adil jika kita berbicara,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, dunia internasional saat ini memandang organisasi Al Qaidah adalah gerakan teroris yang mudah mengkafirkan dan membunuh orang-orang tidak bersalah. Pemerintah Saudi pun, yang notabenenya adalah pemerintah Islam, menganggap Al Qaidah adalah organisasi Khowarij yang keluar dari Islam, bahkan menangkapi orang-orang yang mendukung dan simpati kepada organisasi Al Qaidah, sebagaiman pada bulan November 2012 pemerintah Saudi menjebloskan seorang aktivis karena menulis buku tentang usamah bin Ladin. [hunef]
source:an-najah.net
Syaikh Al-Arifi: Al Qaidah Bukanlah Organisasi yang Mudah Mengkafirkan dan Menumpahkan darah

Syaikh Muhammad Al-Arifi, guru besar di Universitas Kerajaan Su’ud, Riyadh, mengatakan orang-orang yang mengikuti organisasi Al Qaidah bukanlah orang yang mudah mengkafirkan kaum muslimin dan bukan orang yang mudah menumpahkan darah.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazirah beliau berkata, “Saya bukan anggota Al Qaidah dan saya juga tidak mengadopsi pemikiran mereka, akan tetapi Allah swt berfirman, “Jika kalian berkata, berkatalah dengan adil,” jelasnya.

Beliau menambahkan, pemimpin Al Qaidah yang gugur di tangan Amerika, Syaikh Usamah bin Ladin, tidak membawa ideologi-ideologi yang dituduhkan orang-orang saat ini kepada Al Qaidah, “Syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah merahmatinya, tidak menanamkan ideologi-ideolongi yang saat ini dikaitkan dengan Al Qaidah,” tambahnya.

Sebelum wawancara tersebut berakhir, beliau menegaskan kembali, “Saya bukan dalam rangka membela mereka dan saya juga bukan bagian dari mereka, akan tetapi pada dasarnya kita harus adil jika kita berbicara,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, dunia internasional saat ini memandang organisasi Al Qaidah adalah gerakan teroris yang mudah mengkafirkan dan membunuh orang-orang tidak bersalah. Pemerintah Saudi pun, yang notabenenya adalah pemerintah Islam, menganggap Al Qaidah adalah organisasi Khowarij yang keluar dari Islam, bahkan menangkapi orang-orang yang mendukung dan simpati kepada organisasi Al Qaidah, sebagaiman pada bulan November 2012 pemerintah Saudi menjebloskan seorang aktivis karena menulis buku tentang usamah bin Ladin. [hunef]
source:an-najah.net

2013/02/01

Pernyataan Syahidnya (insyaallah)Petinggi Al-Qaida Syeikh Khalid bin Abdulrahmaan Al-Husainan rahimahullah, Semoga Allah Masukan Kedalam Surga-Nya Yang Luas, Aamiin!

Syiekh Khalid 2 
Ibnu Subandi untuk Al-Mustaqbal.net
Beberapa bulan yang lalu media-media sekuler telah memberitakan kesyahidan salah satu petinggi Al-Qaida, Syeikh Al-mujahid Abu Zeyd Al-Kuweyti atau Khalid bin Abdulrahmaan Al-Husainan rahimahullah. Namun, saat itu belum ada statement resmi dari mujahidin dan media-media jihad. Alhamdulillah berita tersebut benar adanya dan ansar1.info (salah satu media jihad) telah mengabarkan kebenaran berita syhaid tersebut.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, dan semoga shalawat dan salam atas Rasulullah SAW, keluarganya, teman-temannya, dan para mengikutinya.
Saudara muslimku dimanapun kalian berada, As-Salaamu Alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuhu.
Allah azza wa jalla berfirman :
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّن قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا- لِيَجْزِيَ اللَّهُ الصَّادِقِينَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ إِن شَاء أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا
Di antara orang-orang beriman itu ada orang-orang benar menepati untuk apa yang mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur (syahid), dan di antara mereka pula ada orang yang menunggu. Dan mereka tidak sedikitpun mengubah janjinya. Agar Allah dapat memberikan balasan pahala kepada orang – orang yang benar itu karena kebenaran mereka, dan mengazab orang-orang munafik jika Dia menghendaki, atau menerima pertobatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab (33) : 23-24).
Untuk umat Islam, umat Iman dan Tauhid, umat Jihad dan Kemartiran, umat Kurban dan Kedermawanan, ummat hijrah dan menetap.
Saya memberitahu kepada kalian tentang berita tentang kesyahidan Imam, para Mujahid, Prajurit yang tangguh dimedan tempur, Pahlawan di garis depan Syeikh Abu Zeyd Al-Kuweyti atau Khalid bin Al-Abdulrahmaan Husainan. Beliau syahid dihantam oleh pesawat tak berawak (drone) Amerika di Waziristan, Semoga Allah merahmati yang besar pada beliau dan mendapatkan tempat dalam surga-Nya yang luas dengan para nabi, orang-orang yang jujur​​, martir (syahid), dan orang-orang saleh.
Syeikh Khalid
Dan doa terakhir kami adalah segala puji bagi Allah, Rab semesta alam. Dan semoga shalawat dan salam Allah curahkan atas Nabi kita Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya.
Selamat jalan wahai syeikh kami tercinta, yang telah mengorbankan harta dan jiwamu demi membela Dienul Islam. Semoga kami bisa meneruskan perjuangan ini demi tegakknya izzah Islam dan tingginya kalimat tauhid.
Sumber : ansar1

2013/01/30

Ulama dan Penguasa Pada Masa Kejayaan Islam


blue-mosque-600x340 
Ummu Fauzi Untuk Al-Mustaqbal.net
Ummat Islam pernah mencapai masa kejayaannya yang ditandai oleh kemakmuran, keadilan, ketentraman serta kebahagiaan hidup. Kesemuanya itu terwujud berkat naungan hukum Islam yang diterapkan secara nyata dalam kehidupan masyarakat. Penerapan hukum Islam tersebut tidak bisa dilepaskan dari peranan para pemimpin dan penguasa Muslim yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Para pemimpin senantiasa memelihara dan mengikuti ajaran-ajaran Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Para pemimpin selalu menyatu dengan rakyatnya dan membuka diri untuk menerima pengaduan mengenai segala persoalan. Pemimpin yang senantiasa menghormati para ulama, menghargai nasihat dan fatwa mereka. Pemimpin yang tidak hanya bisa memerintah dari belakang meja kekuasaan, tetapi juga melibatkan diri dalam setiap gerakan jihad fie sabilillah. Mereka selalu ingat dengan nasihat Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq r.a ; “Suatu kaum yang meninggalkan jihad pasti akan jatuh hina.”
Oleh karenanya, tidaklah heran kalau pada masa itu para pemimpin kaum Muslimin mampu mencapai kemenangan yang membawa harum nama Islam dan sekaligus membawa mereka pada puncak kejayaan. Kemenangan gemilang yang telah membebaskan manusia dari segala macam bentuk perbudakan dan kejatuhan moral. Sejarah telah mencatat kejayaan tersebut, dan bukti-buktinya masih bisa disaksikan sampai sekarang.Bukti-bukti sejarah itu tidak dapat dipungkiri, kecuali bagi orang-orang  yang merasa dengki terhadap kebangkitan Islam.
Para sejarawan Muslim juga banyak menulis tentang kedzaliman yang dilakukan para penguasa. Selain itu kita juga bisa mempelajari peran para ulama yang tidak tinggal diam terhadap  kedzaliman yang melanda umat. Para ulama serentak bangkit melawan kemunkaran dan kesewenang-wenangan para penguasa yang telah menyalah gunakan kekuasaannya. Apabila ada seorang pejabat yang bertindak merugikan rakyat, maka ulamalah yang pertama kali berkewajiban untuk memperingatkannya. Rasulullah saw bersabda ;
“Tolonglah saudaramu yang dzalim dan yang didzalimi.” Seorang shahabat bertanya ,”Ya Rasulullah, aku menolong orang yang didzalimi dan bagaimana aku akan menolong orang yang dzalim ?” Beliau berkata, “Engkau melarangnya dari perbuatan dzalim, itulah upayamu untuk menolongnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Pada masa kejayaan Islam dahulu, tidak ada seorang penguasa yang menyalah gunakan kekuasaannya tanpa mendapatkan teguran dan peringatan dari ulamanya. Bagaimanapun kedudukannya, apakah dia sultan, khalifah atau pemegang jabatan lain, apabila menyalah gunakan jabatan sehingga merugikan masyarakat, pasti akan mendapatkan peringatan dari para ulama hingga mereka memperbaiki kesalahan dan kembali ke jalan yang benar. Tetapi pada bagian sejarah yang lain, tercatat pula suatu masa dengan penguasa penuh keangkuhan dan mengabaikan kedudukan para ulama. Sikap demikian sebenarnya hanyalah dipengaruhi oleh perasaan gengsi, karena menganggap dirinya lebih berkuasa, dan apa yang diperbuatnya tidak boleh diganggu gugat.
Para ulama, lengkap dengan suka dan duka, menghadapi segala tantangan dalam segala bentuknya tatkala berhadapan dengan penguasa yang dihinggapi penyakit ‘cinta dunia’ (wahn). Para ulama telah berjuang dengan gigih dan penuh keberanian dalam memberikan sumbangan nyata bagi kemaslahatan ummat. Sejarah keberhasilan mereka telah memenuhi lembaran kitab dalam berbagai bahasa . Semua itu membuktikan kepada dunia, betapa besar jasa Islam dan yang telah berkorban bagi kepentingan seluruh ummat. Harus diakui, bahwa syarat untuk mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur, yaitu adanya hubungan kerja sama yang baik antara penguasa dan ulama. Masing-masing saling menghormati , saling memberi dan menerima, serta memahami kedudukannya dalam menegakkan kepentingan umum.
Pada hakikatnya jabatan hakim atau qadhi itu haruslah dipegang oleh ulama yang luas pengetahuannya serta mengerti benar hukum-hukum syari’at, sebagaimana telah dicontohkan sejak jaman Rasulullah saw dan para shahabat. Para ulamalah yang diserahi tugas sebagai hakim yang menyelesaikan setiap perkara baik itu pidana, perdata, atau segala persoalan yang berkenaan dengan warisan dan pernikahan.
Tetapi masa kejayaan itu memudar dengan jatuhnya pemerintahan Islam. Terjadilah perbedaan arah antara para ulama dan penguasa. Penguasa cenderung mengikuti keinginan nafsunya untuk berbuat kemunkaran, sedangkan sebagian ulama tidak memiliki keberanian untuk melarangnya. Maka di saat itulah hukum Islam diputar balikkan dan diganti dengan hukum yang dibuat menurut pemikiran manusia. Meskipun kaum Muslimin telah dijajah oleh penjajah kafir, namun pendirian para ulama masih tetap teguh pada prinsip. Pada saat itu para hakim diserahi tugas mengawasi segala kepentingan Islam yang berkaitan dengan sosial budaya, perdagangan dan ekonomi, pendidikan, politik dalam dan luar negeri, dan masalah-masalah yang berhubungan dengan hukum, sebagaimana yang juga berlaku pada masa kekuasaan Islam. Masalah yang berkaitan dengan hukum perkawinan seperti nikah, talak, rujuk, nafkah dan masalah-masalah rumah tangga lainnya tetap diberlakukan seperti biasa meskipun di sana-sini sudah ada perubahan.
Adapun sektor hukum yang berlaku pada masa pemerintahan Islam dibagi dalam tujuh bagian ;
1.Khalifah sebagai kepala negara.
2.Menteri-menteri (wazir) sebagai pembantu-pembantu Khalifah.
3.Gubernur atau wali sebagai pengatur pemerintahan di wilayah atau daerah tertentu.
4.Hakim (Qadhi) sebagai aparat peradilan.
5. Angkatan Bersenjata sebagai aparat keamanan dan ketertiban.
6.Para pegawai sebagai petugas administrasi negara.
7.Majelis Syura.
Kepala negara atau Khalifah diangkat melalui bai’at, bukan dijabat secara turun-temurun. Sistem pewarisan kekuasaan seperti yang banyak diterapkan pada kerajaan-kerajaan Islam pada masa-masa selanjutnya, sebetulnya sudah menyimpang dari ajaran Islam. Islam mengajarkan bahwa seorang Khalifah atau kepala negara harus dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat. Dalam pelaksanaannya pembai’atan itu dapat diwakilkan kepada Ahlul-halli wal-Aqdi atau Syaikhul Islam (ulama besar). Walaupun pada hakikatnya Islam sangat menekankan pembai’atan itu dilakukan oleh rakyat secara langsung, tetapi dengan melalui Ahlul-hilli wal-Aqdi atau Syaikhul Islam dapat dihilangkan faham pewarisan dalam jabatan pemerintahan.
Banyak terjadi salah pengertian dalam menilai pemerintahan Islam. Banyak yang menganggap bahwa hukum Islam itu tidak dilaksanakan sepenuhnya. Kesalahan pengertian tersebut dapat dihindari apabila diperhatikan hal-hal sebagai berikut ;
Pertama ; Sejarah pelaksanaan hukum Islam banyak yang ditulis oleh orang-orang yang membenci Islam, atau oleh orang-orang munafik yang berpura-pura masuk Islam karena maksud-maksud tertentu. Pelaksanaan hukum Islam hendaknya dipelajari melalui tulisan-tulisan para sejarawan Muslim yang adil dan jujur, bukan sejarah yang ditulis oleh orang-orang yang senantiasa menitikberatkan pada pertentangan madzhab. Bahkan ada pula sebagian penulis yang tunduk pada keinginan para penguasa, sehingga cenderung mengadakan penilaian secara sepihak. Para penulis sejarah itu hanya melihat dari satu segi, sesuai dengan keinginan penguasa dalam usahanya menyalah gunakan kekuasaan.
Kedua ; Penulisan sejarah sebetulnya tidak dibenarkan hanya bersandar pada perkiraan atau ucapan para pejabat. Demikian pula tidak dibenarkan orang hanya memberikan penilaian dari segi negatif saja dengan kesimpulan, bahwa semuanya negatif. Demikian halnya apa yang dilakukan oleh seorang penulis sejarah, dengan hanya membandingkan sejarah Bani Umayyah dengan Yazid bin Muawiyah dan Al-Hajjaj bin Yusuf. Kemudian menjatuhkan hukuman kepada Bani Abbas dengan berbagai macam tuduhan. Sebenarnya seorang penulis sejarah yang jujur tentulah akan menyoroti segenap persoalan itu dari berbagai segi, baik segi positif ataupun negatifnya, sehingga permasalahannya yang ditulis menjadi jelas.
Ketiga ; Untuk dapat mengetahui keadaan dan kehidupan suatu masyarakat, seharusnya ditinjau dari bentuk yang diterapkan oleh penguasa terhadap rakyatnya, serta cara-cara pelaksanaannya. Untuk mengetahui hal tersebut dapat ditempuh melalui dua jalan ;
a.Mengetahui sumber pemberitaan hukum atau peraturan yang pernah berlaku. Hukum dan peraturan yang pernah berlaku dalam suatu masyarakat dapat difahami dengan mempelajari bagaimana suatu masalah sosial dipecahkan. Sesungguhnya sumber hukum dan peraturan Islam adalah Al-Qur’an dan as-Sunnah yang diperjelas dalam kitab-kitab fiqih.
b.Mengetahui sumber pemberitaan tentang bagaimana hukum dan peraturan itu dijalankan oleh paa hakim terhadap para pelanggar hukum tersebut untuk mengetahui pelaksanaan hukum tersebut, para penulis sejarah dapat mengkaji melalui hal-hal sebagai berikut ; melalui buku-buku sejarah yang terpercaya, melalui bukti-bukti peninggalan sejarah, dan sumber-sumber pemberitaan yang terpercaya.
Sesungguhnya kedaulatan Islam pada masa kejayaan Islam dahulu seperti halnya bunga yang harum di tengah-tengah masyarakat dunia. Kepadanya tertujulah harapan ummat yang terbelenggu dan tertindas yang ingin bernaung di bawah perlindungannya. Setiap penyelewengan dan pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat negara tidak akan luput dari teguran para ulama. Para ulama tidak merasa gentar menghadapi segala macam ancaman, sekalipun membawa resiko kematian. Mereka berjuang karena dan untuk Allah swt, karena merasa berkewajiban melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Tetapi ada juga di antara para ulama yang mau bekerja sama dengan penguasa, yang mana ulama semacam ini tidak merasa segan untuk menukar yang haq dengan yang bathil, membenarkan atau menutup-nutupi kesalahan para penguasa. Ulama semacam ini telah berani menjual agamanya dengan perhiasan kebendaan. Tetapi kejadian seperti itu bukanlah hal yang mengherankan, karena para ulama adalah manusia biasa, bukan malaikat. Mereka bisa salah dan keliru seperti yang disinggung dalam sebuah hadits,
“Setiap anak Adam bisa salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah, apabila ia lekas bertaubat.” (Hadits)
Sumber : Buku “Al Islaamu Bainal Ulama Wal Hukkaam” Penulis ; Syekh Abdul ‘Azis Al-Badri. Penerbit ; Maktabah Ilmiyah, Madinah Munawaroh.

source:al-mustaqbal.net




2013/01/25

Beginilah Seharusnya Umat Nabi Muhammad SAW

Dakwah_Muqowamah 
Istilah umat didefenisikan sebagai:
مجموعات بشرية تربطها عقيدة واحدة
 “Sekelompok orang yang terikat secara bersama dengan kesamaan aqidah.”
Selanjutnya, istilah umat tidak untuk orang-orang yang mempunyai kesamaan ras atau warna kulit; umat hanya untuk orang-orang yang dipersatukan dengan aqidah dan jalan hidup mereka saja. Istilah ini tidak cocok jika didefenisikan sebagai “negara”, karena sebuah negara adalah sekelompok besar orang-orang yang tinggal pada sebuah daerah atau wilayah tertentu. (sebuah umat bisa eksis tanpa hidup di sebuah negara).
Allah SWT., telah mengkategorikan manusia menjadi 2 kelompok:
  1. Al-Ummatul-Islaamiyah (Umat Islam)
  2. Al-Umatul-Kafiraah (Ummat yang tidak beriman)
Lebih lanjut, hanya ada dua camp (kelompok) bagi setiap orang (tidak kecuali) apakah dia seorang Muslim atau Kafir. Yahudi, Nasrani, Sikh, Hindu, Budha semuanya adalah al-Umatul-Kafirah; dengan kata lain, mereka semua tidak beriman kepada Allah.
 Allah SWT., berfirman:
“Dia-lah yang menciptakan kamu maka diantara kamu ada yang kafir dan diantaramu ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS at Thaghaabun, 64: 2)
Umat Islam sendiri terpecah menjadi dua:
  1. Umatu Muhammad (Umat Muhammad, atau Ahmad – juga dikenal sebagai al-Firqatun Najiyah, atau golongan yang selamat).
  1. Umatu Ahlul Qiblah (Umat Qiblah, dari tujuh puluh dua golongan yang menyimpang – juga dikenal sebagai al-Firqatul Haarikah,)
Tujuh puluh dua golongan dari umat Islam akan masuk neraka (tidak selamanya, masanya hanya Allah yang mengetahui), dan satu golongan akan masuk surga. Dengan konsekuensi jika mereka ingin selamat dari api neraka, maka mereka harus mencari pengetahuan tentang golongan yang selamat dan mempelajari serta mengamalkan karateristik  mereka.
 Peranan Umat
 Peran umat Islam adalah menerapkan hujjah (menjadi saksi) untuk orang-orang, jadi bahwa mereka bisa tidak ada keringanan – atas orang-orang yang tidak beriman – pada hari pengadilan nanti pada saat mereka bertemu dengan Tuhan mereka yang sesungguhnya. Ini hanya bisa terpenuhi dengan iqaamatud dien, atau menerapkan dien Allah (yaitu syari’ah) – bukan dien Kuffar, seperti demokrasi atau kebebasan. Allah swt. berfirman:
 ”Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS Asy Syura (42): 13)
 Atribut atau karateristik dari umat Muhammad SAW.
 Allah SWT., berfirman :
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS Al Fath 48: 29)
Pada ayat di atas, Allah SWT., berfirman menginformasikan kepada kita tentang atribut (ciri-ciri) dan kualitas Muhammad SAW., dan “Orang-orang yang bersama mereka” – yang menunjuk para Shahabat dan orang-orang (selanjutnya) yang mengikuti mereka (tabi’in dan tabi’ut tabi’in) dengan benar. Atribut (ciri-ciri ) ini adalah:
  1. Asyidda’u ‘alal Kuffar
Seseorang tidaklah menjadi bagian dari umat Muhammad kecuali dia “memerangi Kuffar”. Selanjutnya, tindakan ini harus disalurkan secara wajar (sesuai syar’i). Akronim (singkatan) KSK bisa membantu kita untuk mengingat sikap kita, yakni : K-Kerjasama, kita bisa bekerjasama dengan orang kafir pada saat kita di bawah perjanjian (damai) dengan mereka, S-Sabar, pada saat kita berbicara tentang dien (Islam) kepada mereka (berdakwah) dan K-Kasar (keras) pada saat kita memerangi mereka di medan jihad.
  1. Ruhamaa’u bainahum
Sesuatu hal yang tidak mungkin bagi seseorang yang menjadi umat Muhammad kecuali dia menunjukkan kasih sayang dan kemurahan hati kepada sesesama orang Mukmin, walaupun jika mereka (orang muslim yang taat) disebut orang gila, ekstrimis, teroris, penyebar kebencian atau fundamentalis. Kemurahan hati ini adalah manifestasi dari:
-          Al-Ukhuwah (Persaudaraan)
-          Al Muwaalaat (Persekutuan)
-          At Ta’aatuf (Kebaikan)
Pada saat ini, adalah sebuah kondisi yang sangat menyedihkan apabila kita melihat betapa banyak orang-orang dari Ahlul Qiblah yang bingung dari poin ini dan juga melakukan hal-hal yang benar-benar terbalik. Sepertinya mereka lebih suka membenci kaum Muslimin yang sungguh-sungguh berjuang di jalan Allah serta bersekutu dengan orang-orang yang tidak beriman. Dengan demikian, mereka tidak bisa menjadi umat Muhammad!
  1. Taraahum rukka’an sujjadan
Umat Muhammad adalah sebuah Umat yang patuh yang selalu ruku’ dan sujud yaitu menyembah Allah. Mereka bukanlah orang-orang sekuler. Mereka tidak menyembah Allah hanya dalam masjid saja atau pada saat Ramadhan saja, tetapi mereka menyembah Allah dua puluh empat jam dalam sehari – bahkan tidur mereka adalah ibadah.
  1. Yabtaghuna fadlan minallahi wa-ridwaanan
Mereka mencari “Ridha Allah”. Umat Muhammad tidak mencari pujian, simpatik, kehormatan atau ridha dari manusia. Mereka hanya mencari kepuasan dan keridhoan Allah SWT. Dengan konsekuensi, mereka akan memerangi dan mendominasi (berkuasa) atas sekutu-sekutu setan. Mereka akan menaungi segalanya, dan Allah SWT., menjaga apa yang ada dalam hati mereka.
Kesimpulan
Jika kita ingin menjadi Umat Muhammad (golongan yang selamat) kita karus mempunyai aqidah yang sama sebagaimana Rasulullah SAW. yang mempunyai empat atribut (ciri-ciri) atau karakter yang telah dijelaskan di atas. Tidaklah cukup hanya dengan mempunyai aqidah yang benar tetapi tidak mempunyai atribut-atribut (ciri atau kareteristik) ini–kita harus mempunyai aqidah yang benar sekaligus kareteristik umat Muhammad secara bersamaan.

Wallahu’alam bis showab!

Situasi Genting ! Mujahidin Checnya Meminta doa Seluruh Kaum Muslimin

17287_1 

Elite Janisary untuk Al-Mustaqbal.net

VEDENO, CHECNYA – Pertempuran sengit sedang berlangsung di pegunungan distrik Vedeno Provinsi Emirat Kaukasus Nokhchicho (Ichkeria / Chechnya).

Kekuatan besar dari pasukan boneka, yang didukung oleh penjajah, termasuk oleh pesawat dan artileri, telah mengepung sekelompok Mujahidin dengan kehendak Allah.
Beberapa mujahid dilaporkan syahid dan terluka. Jumlah pastinya tidak diketahui. Situasi mujahidin sangat kritis, tetapi pasukan penjajah dan boneka juga mengalami kerugian. Lebih dari 15 musuh Allah telah dilaporkan tewas dan terluka.

Kami meminta kepada semua umat Islam untuk melakukan doa bagi mujahidin. Mintalah anak Anda, teman dan kerabat untuk melakukan doa, karena Allah menjawab doa umat Islam dalam hal ini, insyaaAllah.
Doa dalam Tahajud anda (shalat malam) akan sangat membantu. Ini adalah waktu yang sulit bagi mujahidin dan mereka membutuhkan doa dari umat Islam, dengan izin Allah, yang dengan ini kalian akan mempunyai alasan dihadapan Allah pada hari pembalasan.

oleh akhi Khasanbek
sumber : kavkazcenter

2013/01/22

Isi Pernyataan Ulama & Da'i Sunnah Bahrain Tentang Agresi Perancis

 

Pernyataan Ulama & Da’i Mamlakah Bahrain Tentang Agresi Perancis Atas Mali

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa’ala alihi wa shahbihi waman walah. Adapun selanjutnya:
Sejak peristiwa 11 September 2001, kami menngikuti dengan perhatian besar terhadap Negara – Negara Islam dan Arab kami, satu per satu, dengan dalil perang terhadap terorisme. Argument ini yang dijadikan pembenaran untuk melakukan pelanggaran atas Negara – Negara Islam dan Arab, dan yang terakhir agresi militer Perancis atas Mali, yang bukan rahasia lagi bahwa Presiden Perancis memerangi penerapan syari’at Islam di Mali untuk merealisasikan perdamaian (menurut persepsinya).
Yang memprihatinkan adalah bahwa agresi keji ini di bawah naungan dewan Keamanan, yang seharusnya menjadi pengayomkedamaian internasional sebagaimana yang mereka dengungkan, dengan dukungan Negara – Negara besar di dewan tersebut.
Tidak ada lagi kebijakan yang dipakai oleh Negara – Negara barat dan lembaganya yang merupakan standar ganda, sedangkan pada wantu yang sama di mana mereka intervensi di Mali, sedangkan Negara – Negara dan lembaga tersebut pura – pura buta atas kejahatan – kejahatan yang dialami oleh rakyat Suriah selama dua tahun dan kekejaman genoside yang diderita oleh muslimin di Burma (Arakan).
Oleh karena itu, merupakan tanggung jawab kami dalam agama untuk memperhatikan masalah ini. Sesunggunya kami melaknat agresi keji ini terhadap saudara kami di Mali, yang merupakan intervensi terang – terangan dalam urusan Negara Islam dan pelanggaran yang tidak bisa didiamkan. Kami mengajak rakyat Mali untuk berada di satu barisan untuk mencegah agresi ini dari negeri mereka dan membela kehormatan dan harta mereka. Dan kami memberikan kabar gembira kepada mereka  bahwasanya siapa yang gugur  di antara mereka, maju pantang mundur, dalam rangka membela agama, jiwa, kehormatan dan hartanya, maka dia adalah syahid bi idznillah. Dalam hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : (Siapa yang mati mempertahankan hartanya, maka dia syahid. Siapa yang mempertahankan darahnya, maka dia syahid. Dan siapa yang mati mempertahankan agamanya, maka dia syahid. Dan siapa yang mati mempertahankan keluarganya, maka dia syahid) dan konsekuensi itu meskipun lama waktunya, maka sesungguhnya itu untuk orang bertakwa (Allah menjanjikan kepada orang beriman dan beramal sholeh di antara kalian, bahwasanya Ia akan menjadikan mereka khalifah di muka bumi, sebagaimana Ia menjadikan orang – orang sebelum kalian sebagai khalifah. Dan Ia akan menjadikan agama kalian yang Ia ridhoi menjadi kuat serta menggantikan ketakutan menjadi rasa aman. Mereka menyembah-KU dan tidak mempersekutukanku dengan suatu apapaun. Dan siapa yang kafir setelah itu, maka mereka adalah orang – orang fasik) (An-Nur:55)
Sebagaimana kami juga memperingatkan Negara – Negara Arab dan Islam untuk tidak membantu tentara Perancis . sungguh Allah Tabarok wa Ta’ala telah berfirman (Orang – orang mukmin tidak akan menjadikan orang kafir sebagai  penolong selain orang beriman) [Ali Imran:28]
Imam Ath-Thabari berkata dalam tafsirnya (3/315-316) “Artinya adalah janganlah kalian jadikan orang kafir sebagai penolong dan pendukung kalian wahai orang beriman. Kalian loyal kepada mereka di atas agama mereka, dan kalian menolong mereka memerangi muslimin. Kalian menunjukkan mereka rahasia muslimin. Sesungguhnya, siapa ang melakukan demikian, maka mendapatkan apa – apa di sisi Allah, maksudnya adalah Allah berlepas darinya, dan berlepasnya Allah darinya karena kemurtadannya dan masuknya ia kepaada kekufuran. Kecuali jika mereka berlindung dengan itu. Yaitu ketika berada di bawah otoritas mereka. Maka kalian takut terhadap jiwa kalian dan kalian menampakkan rasa loyal melalui lisan – lisan kalian dan menyembunyikan permusuhan. Dan janganlah kalian bekumpul dengan mereka dalam kekufuran mereka dan jangan menolong mereka memerangi muslim dengan perbuatan”.
 Dan ulama terkemuka telah ijma atas haramnya membantu orang – orang kafir memerangi muslimin, bahkan ulama muhaqqiq menganggapnya sebagai pembatal keislaman. Yang wajib bagi muslim adalah menolong saudaranya yang muslim dan menjadi penolongnya. Muslimin itu, sebagaimana disebutkan dalam hadits, saling menjaga darah dan mereka tangan bagi yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman (Dan para lelaki mukin dan wanita mukminah, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta mentaati Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah yang dirahmati oleh Allah. Sesungguhnya Allah maha mulia lagi maha bijaksana) (At-Taubah:71)
Bertolak dari sini, maka kami mengajak pemimpin – pemimpin Negara Islam dan Arab  untuk memikul tanggung jawabnya  akan apa yang diderita saudara mereka di Mali yang berangkat dari peraudaraan iman yang mengikat kita. Kami juga mengajak organisasi sosial Islam memiliki peran untuk menghentikan perang yang zalim kepada saudara kita di Mali, di mana rakyat muslim diserang, yang merupakan jumlah yang banyak 59% penduduknya.
Begitu pula kami mengajak para Imam, khatib dan da’i untuk memberitahukan kepada orang – orang tentang ujian rakyat Mali , dan kewajiban muslim dalam hal ini , dan pentingnya membantu, menolong rakyat Mali serta mendoakan mereka agar Allah membebaskan mereka dari kesulitan.
Kami memohon kepada Allah agar menentapkan kemenangan nyata kepada wali – walinya yang shalih, dan mencegah tangan – tangan kafir dan zalim serta mencegah mereka dari kami sesuai kehendak-Nya. Karena dia sebaik – baik Penolong. Tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya serta orang – orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Senin 9 Rabi’ul Awwal 1434 H, 21 Januari 2013
Nama – nama yang menandatangani pernyataan:
  1. Qadhi Syaikh Ibrahim bin Abdul Lathif Alu Sa’ad.
  2. Syaikh Dr Abdul Lathif bin Mahmud Alu Mahmud.
  3. Syaikh Al-Muqri Qari Muhammad Sa’id Al-Husaini.
  4. Syaikh Musthafa bin Nur Al-Wa’izh.
  5. Qadhi Syaikh Ahmad Al-Fahdl Ad-Dausury.
  6. Qadhi Syaikh Jalal bin Yusuf Al-Syarqi.
  7. Qadhi Syaikh Rasyid bin Hasan Al-Bau’ainain.
  8. Qadhi Syaikh Abdullah bin Ibrahim Alu Khalifah.
  9. Qadhi Syaikh Abdullah bin Husain Al-Maliki.
  10. Qadhi Syaikh Abdullah bin Adnan Al-Qaththan.
  11. Qadhi Syaikh Dr Abdurrahman bin Dharar ASy-Sya’ir.
  12. Qadhi Syaikh Dr Abdurrahman bin Muhammad Al-fadhil.
  13. Qadhi Syaikh Abdul Ilah bin Ahmad Al-Marzuqi.
  14. Qadhi Syaikh Adnan bin Abdullah Al-Qaththan.
  15. Qadhi Syaikh Dr Faishal bin Abdullah Al-Gharir.
  16. Qadhi Syaikh Dr Yasir bin Abdurrahman Al-Humaid.
  17. Syaikh Dr Ahmad bin Mahmud Alu Mahmud.
  18. Syaikh Dr Ahmad bin ya’qub Al-‘Athawi.
  19. Syaikh Dr Basim bin Ahmad bin ‘Amir.
  20. Syaikh Dr Khalid bin Kahlifah As-Sa’d.
  21. Syaikh Dr Shalah bin Ali Az-Ziyani.
  22. Syaikh Dr ‘Adil bin Hasan Al-Hamd.
  23. Syaikh Dr Abdullah bin Ahmad Al-Hawi.
  24. Syaikh Dr Abdurrahim bin Mahmud Alu Mahmud.
  25. Syaikh Dr Abdul Lathif bin Ahmad Al-Syaikh.
  26. Syaikh Dr ‘Isa bin Jasim Al-Muthawwi’.
  27. Syaikh Dr Naji bin Rasyid Al-Araby.Syaikh
  28.  Dr Nashir bin Abdullah Al-Fadhalah.
  29. Syaikh Ibrahim bin Thariq bin Manshur.
  30. Syaikh Ibrahim bin Abdurrahman Al-Khudry.
  31. Syaikh Ibrahim bin Qasim Al-Ghanim.
  32. Syaikh Ibrahim bin Muhammad Al-Hadi.
  33. Syaikh Ibrahim bin Muhammad Bushundal.
  34. Syaikh Ahmad bin Ibrahim Shuwailih.
  35. Syaikh Ahmad bin ‘Adil Al-‘Azimi.
  36. Syaikh Ahmad bin Abdurrahman Al-‘Usairy.
  37. Syaikh Ahmad bin Abdurrahim Alu Mahmud.
  38. Syaikh Ahmad bin Muhammad bin Yusuf.
  39. Syaikh Amin bin Abdul Qadir bin Nuruddin.
  40. Syaikh AMin bin Muhammad An-Nubi.
  41. Syaikh Ayyub Muhammad bin Arafah.
  42. Syaikh Badr bin Ali As-Surti.
  43. Syaikh Jasim bin Ahmad As-Suaidy.
  44. Syaikh Jam’an bin Jasim Ar-Ruwa’i.
  45. Syaikh Hasan bin Qari Muhammad Sa’id Al-Husaini.
  46. Syaikh Ahmad bin Faruq Al-Syaikh.
  47. Syaikh Khalid bin Abdurrahman ASy-Syunu.
  48. Syaikh Zakariya bin Umar Al-Kawari.
  49. Syaikh Salman bin Du’aij bin Hamad.
  50. Syaikh Salman bin Said Al-Misy’al.
  51. Syaikh Thariq bin Khalifah Al-BanKhalil.
  52. Syaikh Thaha bin Hasan Al-Qaldari.
  53. Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Hamady.
  54. Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Kuhji.
  55. Syaikh Abdullah bin Qari Muhammad Sa’id Al-Husaini.
  56. Syaikh Abdul Basith bin Shalih Ad-Dausury.
  57. Syaikh Abdul Khaliq bin Amin bin Abdul Qadir.
  58. Syaikh Abdun Nashir bin Abdullah bin Ibrahim.
  59. Syaikh ‘Isham bin Muhammad bin Ishaq Al-‘Abbasi.
  60. Syaikh ‘Affan bin Hssan Az-Ziyadi.
  61. Syaikh Ali bin Khalifah Az-Ziyani.
  62. Syaikh Ali bin Muhammad bin Mathar.
  63. Syaikh Mubarok bin Muhammad Al-Mudhi Ad-Dausury.
  64. Syaikh Muhammad bin Ahmad Al-Mu’alla.
  65. Syaikh Muhammad bin Jumu’ah Al-Maliki.
  66. Syaikh Muhammd bin Hamzah Flamurzi.
  67. Syaikh Muhammad bin Khalid bin Ibrahim.
  68. Syaikh Muhammad bin Ash-Shiddiq bin Ahmad.
  69. Syaikh Muhammad bin Abdullah janahi.
  70. Syaikh Muhammad bin Ali Asy-Syafi’i.
  71. Syaikh Muhammad bin Walid Al-Khajah.
  72. Syaikh Muhammad Rafiq bin Qari Muhammad Sa’id Al-Husaini.
  73. Syaikh Mahmud bin Ahmad An-Nu’aimy.
  74. Syaikh Nashir bin Jasim Al-Fayiz.
  75. Syaikh Nabil bin Khalil bin Ali bin Shalih.
  76. Syaikh Nabil bin Muhammad bin Shalih.
  77. Syaikh Nashib bin Khidhr bin Sa’id.
  78. Syaikh Hisyam bin Husain Ar-Rumaitsi.
  79. Syaikh Syaikh Wadhah bin Ali Al-‘Abasi.
  80. Syaikh Yusuf bin Abdurrahman Faqih.
  81. Syaikh yusuf bin Muhammad Ar-Ris.
Penerjemah: Abu Asybal Usamah/voa islam

Tahun 2013 Mujahidin Berkembang Pesat Di Seluruh Dunia


Telah dilaporkan oleh The Global Terrorism Index (GTI) bahwa tahun 2013 adalah tahun melonjaknya bibit-bibit “teroris” (baca: Mujahidin) di seluruh Dunia Internasional. Indonesia menjadi urutan ke-29 negara yang berkembang pesat melahirkan bibit-bibit pejuang Islam yang ingin mendirikan Syariat Islam.

Negara urutan pertama yang sangat berbahaya bagi AS dan Sekutunya dalam perkembangan Mujahidin adalah Iraq. Kemudian menyusul urutan kedua adalah Suriah, disana banyak lahir para Pemuda militant yang siap menyongsong masa depan Islam dengan jihad.

Kemudian menyusul Afghanistan, Pakistan, Yaman, Somalia, Nigeria, Aljazair, Tunisia, Filipina, Thailand, Negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur. Muncul pula gerakan-gerakan Fundamentalis Islam dari Amerika dan Australia menjadi daftar yang cukup mengagetkan bagi Dunia Barat.

Asumsi kemiskinan yang menjadi penyebab munculnya fundamentalis Islam begitu pesat ternyata dibantah oleh GTI, mereka menganalisa bahwa bukan kemiskinan yang menyebabkan masyarakat dunia menjadi radikal, namun ada dorongan Ideologi yang menjadi pemicu.

“Dari peneltian kami tidak semua negara yang mempunyai penghasilan rendah rentan akan aksi terorisme. Ada faktor lain yang menyebabkan masifnya aksi teror,” kata Kellilea dari GTI.

Gerakan fundamentalis Islam yang berkembang secara masif ini diawali dari serangan 11/9 2001. Berawal dari serangan itu sampai tahun 2012 jumlah tentara tewas secara masif.

Perlu di Ingat, Orang Yang Berusaha Mendirikan Daulah Islam BUKAN TERORIS !!!

Hari ini banyak media yang menginformasikan bahwa gerakan-gerakan radikalisme Islam disebut sebagai teroris, hal ini perlu dikaji ulang sebenarnya apa arti dan definisi teroris tersebut, lalu siapakah teroris sesungguhnya yang menteror ribuan manusia di seluruh dunia? Tentu ini harus kita pahami oleh mereka yang belum mengerti.

Banyak juga orang yang menyandang cendikiawan dan pengamat terorisme menyatakan bahwa Mujahidin itu teroris, padahal mereka para Mujahidin bergerak atas dasar perintah al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang dahulu juga pernah dilakukan oleh para sahabat Nabi dan pengikutnya. Jika demikian, para pengamat tersebut lebih pintar dari Allah dan Rosul-Nya.

Perintah untuk masuk Islam secara kaffah dan menjauhi hukum Thoghut ada dalam al-Qur’an, sehingga banyak diantara umat Islam yang mulai sadar bahwa penegakkan Syariat Islam itu adalah perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mendirikan Syariat Islam di Wilayah Majemuk Tetap Relevan

Banyak yang menduga dan berprasangka jelek bahwa Syariat Islam itu diperuntukan oleh Umat Islam saja, tidak demikian. Syariat Islam itu juga untuk mereka yang tidak beragama Islam, mereka tetap dilindungi di dalam pemerintahan Islam asalkan mereka taat terhadap hukum dan peraturan Islam dan membayar Jizyah.

Namun, pada hari ini banyak yang menstigma bahwa Syariat Islam itu tidak relevan karena keadaan penduduk yang majemuk dan beragam. Islam mengatur semua itu, maka hukum siapa yang lebih baik? Apakah hukum buatan Manusia ataukah hukum buatan Tuhan Sang Pencipta Seluruh Manusia?

Selama al-Qur’an dan Sunnah masih ada, selama itu pula Syariat Islam akan tetap diperjuangkan !!!

Sourca : DBS

Read more: http://al-mustaqbal.net/khilafah-tomorrow/tahun-2013-mujahidin-berkembang-pesat-di-seluruh-dunia/#ixzz2IiXVdXRd

2013/01/20

Serangan Pasukan Salibis Perancis Yang Terkutuk Dan Masa Depan Imarah Islam Azawad


Pasukan_Kafir_Perancis 
 
Kamis, 10 Januari 2013, Gao. Salah satu kota penting yang berada di bawah wilayah kekuasaan Imarah Islam Azawad ini dibombardir oleh pasukan kafir salibis Perancis yang bermaksud menguasai kembali dan merebut kota Konna. Dengan menggunakan pesawat-pesawat tempur, pasukan kafir Perancis ini secara biadab menghujani kaum Muslimin dan Mujahidin di Imarah Islam Azawad tersebut.
 
Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius sesumbar mengatakan pergerakan milisi di Mali telah dihentikan.
 
“Menghentikan teroris, hal itu sudah dilakukan,” kata Fabius pada radio RTL. Jika Perancis tidak mengintervensi, ada risiko bahwa milisi dapat memperluas operasi mereka hingga ke ibukota Mali, Bamako.
Kebohongan Menlu Perancis dan media kafir yang menyebarluaskannya tersebut langsung dibantah oleh komandan Mujahidin. Melalui Sahara Media, sumber informasi terpercaya Mujahidin Imarah Islam Azawad dilaporkan bahwa Mujahidin dari Gerakan untuk Tauhid dan Jihad di Afrika Barat (MUJWA) mengirimkan bala bantuan untuk bergabung dengan Mujahidin dari Imarah Islam Azawad, bertempur di garis depan. Dalam pertempuran tersebut, Mujahidin bahkan berhasil menembak jatuh sebuah helikopter Perancis dan menewaskan setidaknya satu pilot musuh.
 
Tidak hanya menyerang Imarah Islam Azawad. Dua hari kemudian, yakni Sabtu, 12 Januari 2013, pukul 02.00 pagi, Perancis melancarkan sebuah operasi rahasia, pembebasan sandera, ke Somalia. Lima helikopter Perancis dikerahkan dalam misi rahasia tersebut, menyerang kota Bulo Marer, sekitar 30 km selatan Marka, wilayah Imarah Islam Somalia, Lower Shabeelle.
 
Serangan terkutuk dari Pasukan khusus Perancis yang ingin membebaskan agen intelijennya, Dennis Allex lagi-lagi gagal dan membuat Perancis kehilangan muka dan mengakibatkan tewasnya beberapa pasukan khusus Perancis, dan melukai yang lainnya.
 
Bahkan komandan pasukan dalam operasi tersebut tewas mengenaskan
 
Komandan_Pasukan_Kafir_Perancis_2
 
meninggalkan banyak harta rampasan perang (ghanimah) serta berbagai informasi penting. Ironisnya lagi, Dennis Allex, akhirnya dieksekusi oleh Mujahidin Al Shabaab akibat dikhianati oleh tuannya sendiri, Perancis.
 
Perancis Tidak Rela Imarah Islam Azawad Eksis Dan Memperluas Wilayahnya
Awalnya adalah deklarasi Imarah Islam Azawad. Azawad, sebuah wilayah di utara negara Mali tersebut seketika menjadi negara Islam, dengan sebutan Imarah Islam Azawad pada hari Jum’at, 6 April 2012 lalu.
Lahirnya Imarah Islam Azawad, alhamdulillah, hasil perjuangan Mujahidin Anshoruddin yang berkolaborasi dengan pejuang Gerakan Nasionalis Suku Tuareg Pro Kemerdekaan, atau yang lebih dikenal dengan nama MNLA.
 
Pasca deklarasi, Imarah Islam Azawad terus mengalami perkembangan, termasuk mulai menerapkan syariat Islam di Timbuktu, salah satu kota penting di Azawad, kemudian di kota Gao, dan terus meluas. Tentu saja, perkembangan menggembirakan Imarah Islam Azawad ini mengkhawatirkan musuh-musuh Islam, dari kalangan salibis, terutama Perancis, sang penjajah kolonial yang merasa memiliki Mali.
 
Awalnya, Perancis tidak berani secara langsung masuk ke Mali dan menghancurkan Imarah Islam Azawad, melainkan menggunakan pemerintahan boneka untuk berhadapan dengan Mujahidin dari Imarah Islam Azawad.
 
Melalui Menteri Luar Negerinya ketika itu, Alain Juppe, Perancis jauh-jauh hari sudah menegaskan bahwa Perancis tidak akan menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan kemerdekaan Azawad.
“Tidak akan ada penyelesaian ketentaraan untuk Tuareg. Penyelesaian politiklah yang kita butuhkan,” demikian kata Juppe. Hal ini karena selain takut, biaya dan kesulitan untuk bertempur di Gurun Sahara, menjadi alasan pertama mengapa tidak ada ekspedisi militer di Azawad.
 
Salibis Perancis justru menyeru sekutu bonekanya, antek-anteknya yang penurut, seperti pemerintahan boneka Aljazair, Mauritania, dan sekutunya di Mali di kelompok kawasan ECOWAS, untuk berunding, atau membantu memberikan dukungan logistik kepada pasukan kawasan, utamanya untuk menghentikan Mujahidin dalam menyebarkan pengaruhnya di kawasan Afrika dan negara-negara Magribi.
 
Namun, karena usaha ini gagal, dan pengaruh Imarah Islam Azawad semakin meluas, bahkan dikabarkan sudah hampir mencapai ibukota Mali, Bamako, maka Perancis pun menjilat ludahnya sendiri, menggempur Imarah Islam Azawad.
 
Nafsu Perancis untuk menyerang dan menggempur Imarah Islam Azawad semakin menggelora sebagaimana ditunjukkan oleh Menteri Pertahanan Perancis, Jean-Yves Le Drian.
 
“Perancis akan melakukan apapun untuk memerangi kelompok-kelompok jihad yang telah melancarkan serangan dalam beberapa hari terakhir ini”, kata Le Drian. Perancis telah mangadakan kontak dengan menteri pertahanan Amerika Leon Panetta, katanya.
 
Sebagaimana diberitakan oleh Sahara Media, Komandan mujahidin Anshoruddin
 
abou oumama
 
menegaskan pemboman intens yang dilakukan oleh penjajah Perancis terhadap kota Konna.
Setidaknya satu orang Muslimah dilaporkan syahid setelah pasukan penjajah Perancis membombardir kota, dan tercatat telah terjadi gelombang eksodus massal dari warga setempat, tetapi Alhamdulillah penduduk setempat sepenuhnya mendukung Mujahidin.
 
Komandan Mujahidin Anshoruddin mengatakan bahwa penjajah dan antek-anteknya juga membom masjid kota. Tidak ada korban yang dilaporkan di antara Mujahidin.
Karena agresi terbuka oleh pasukan penjajah Perancis melawan Mujahidin, Al Qaeda Wilayah Islam Maghribi atau yang lebih dikenal dengan singkatan AQIM mengeluarkan peringatan, ditujukan kepada Hollande,
 
Socialist candidate Hollande news conference in Paris 
 
di mana Mujahidin telah menyatakan dengan jelas bahwa invasi Perancis terang-terangan dan mencolok akan sangat merugikan dan harus dibayar mahal oleh Paris.
 
Abdullah al-Shankiti hafidzahullah, salah satu pejabat AQIM, mengatakan bahwa intervensi tentara salib Barat bertujuan untuk menghentikan pelaksanaan Hukum Syariah di Mali (yang dilaksanakan oleh Imarah Islam Azawad).
 
Beliau mengingatkan Paris bahwa warga Perancis sekarang sedang ditahan oleh Mujahidin, dan berjanji bahwa jika Perancis terus melanjutkan agresi mereka, Perancis akan membayar harga yang sangat mahal.
Sementara itu, komandan penjajah Perancis, Laksamana Edouard Guillaud mengklaim bahwa Perancis hanya ingin menghentikan kemajuan Mujahidin, dan tidak ada rencana untuk menyerang bagian utara Mali (Baca : Imarah Islam Azawad).
 
Seorang analis, Rudy Atallah, yang memiliki pengalaman yang luas di wilayah tersebut dan menjabat sebagai direktur kontra terorisme Afrika di kementerian luar negeri Amerika, menyakini bahwa jika Mujahidin bisa mempertahankan posisi mereka, mengalahkan penjajah Perancis dan Afrika dan membebaskan kota strategis penting Sevare dengan pangkalan militer utama (satu-satunya bandara di pusat Mali) dari tangan tentara boneka, maka menaklukan Azawad bagi penjajah hampir mustahil.
 
Perang Ini Adalah Jihad Melawan Tentara Salib
 
Juru bicara Mujahidin Anshuruddin, Syekh Sanda Ould Bouamama-hafidzahullah-mengatakan bahwa perang ini adalah jihad melawan tentara salib. Jika mereka meminta bantuan dari Perancis, maka kami meminta bantuan dan bimbingan Allah dan dari umat Islam lainnya di wilayah ini.
 
Alhamdulillah, faktanya Mujahidin dari Tauhid wal Jihad langsung menjawab kewajiban untuk membantu saudara-saudaranya berjihad mengusir penjajah Perancis dari Imarah Islam Azawad.
 
Meskipun media-media kafir, seperti Reuters terus menebarkan kebohongan dengan mengabarkan kota Konna telah jatuh, hal tersebut justru dibantah oleh para pejabat pemerintahan boneka Mali dengan mengatakan yang sebaliknya, yakni kota tersebut masih di bawah kendali koalisi Islam.
 
“Ini terlalu dini untuk berbicara tentang pemulihan penuh kontrol atas kota yang kita belum mengendalikannya”, kata seorang kolonel boneka, Diarran Kone.
 
Seperti dilansir AP, juru bicara Mujahidin Anshoruddin, Syekh Sanda Ould Bouamama-hafidzahullah- mengatakan ia tidak memiliki informasi mengenai situasi di Konna karena kurangnya koneksi:
“Saya tidak dapat memberitahu Anda jika Mujahidin kami masih di kota Konna atau tidak, karena sejak kemarin sore, saya tidak melakukan kontak dengan mereka”, kata Syekh Ould Bouamama Sabtu .
 
“Dioncounda Traore meminta bantuan dari Perancis, maka kami meminta bantuan dan bimbingan kepada Allah dan dari umat Islam lainnya di wilayah ini, karena perang ini adalah jihad melawan tentara salib”, demikian ujar beliau melalui telepon dari Timbuktu.
 
Dan pertolongan Allah kepada Mujahidin memang luar biasa. Mujahidin,atas idzin Allah, berhasil menjatuhkan sebuah pesawat helikopter Perancis dan menewaskan pilotnya. Allahu Akbar!
Syekh Sanda, juru bicara Anshoruddin juga mengatakan kepada Reuters bahwa warga Perancis juga akan menjadi target.
 
“Ada konsekuensi, tidak hanya untuk sandera Perancis, tetapi juga untuk semua warga negara Perancis, di mana pun mereka ditemukan di negeri kaum Muslimin,” kata Syekh Sanda Ould Boumama. “Para sandera sedang menghadapi kematian.”
 
Kejadian ini melengkapi kekalahan pasukan Perancis tidak hanya di Mali, tetapi juga di Somalia. Pada hari yang sama pasukan Perancis gagal dalam sebuah operasi penyelamatan Denis Allex, seorang agen intelijen Perancis yang ditahan oleh mujahidin Al Shabaab.
 
Dalam pertempuran tersebut, Mujahidin Al Shabaab berhasil memukul mundur pasukan Perancis yang mengakibatkan satu orang, yakni komandan pasukan khusus Perancis yang diterjunkan untuk memimpin operasi tewas secara mengenaskan. Allahu Akbar!
 
Ketakutan Perancis juga ditunjukkan oleh pimpinan tertingginya, presiden Hollande, yang segera memerintahkan ditingkatkannya penjagaan sekitar bangunan publik dan alat trasportasi di negara itu.
 
Sistem waspada anti teror Perancis yang disebut dengan nama “Vigipirate” langsung diaktifkan setelah perintah ini, dengan tekanan pengamanan pada bangunan publik serta jalur transportasi terutama pesawat dan kereta api. Status siaga akan tetap merah, level kedua tertinggi dalam upaya mencegah atau menghadapi aksi terorisme.
 
Pernyataan ketakutan yang sangat dari presiden Perancis, Hollande itu muncul hanya berselang beberapa jam setelah juru bicara Mujahidin Anshoruddin, Syekh Sanda Ould Boumama mengatakan kepada Reuters bahwa seluruh warga Perancis di seluruh negeri kaum Muslimin akan menanggung konsekuensi atas serangan brutal tersebut. Allahu Akbar!
 
Perancis Bagian Dari Koalisi Salibis Internasional Untuk Menggempur Imarah Islam Azawad
 
Peta_Koalisi_Salibis_Serang_Mali
 
Tidak bisa disangkal lagi, serangan terkutuk Perancis ke Mali, khususnya ke Imarah Islam Azawad, dan juga ke Somalia, merupakan agenda khusus dari Koalisi Salibis Internasional pimpinan AS.
 
Syekh Hazim Al-Madani dalam bukunya “Hakadza Naral Jihad Wa Nuriduhu” memasukkan Perancis di rangking satu prioritas musuh-musuh Islam. Selain itu, Perancis masuk dalam kategori persekutuan atau koalisi Salibis-Yahudi yang memerangi Islam dan kaum Muslimin tiada henti, hingga hari ini.
 
Dalam buku Fakta-Fakta Sewindu Perang Salib Baru dijelaskan bagaimana perang dan kiprah negara kafir harbi Perancis dalam memusnahkan Islam dan kaum Muslimin di negeri Maghribi Islami (Aljazair) yang menjadi anteknya.
 
Melalui pemerintahan bonek Aljazair, Perancis melakukan kristenisasi yang membuat generasi miskin Maghribi memeluk aqidah trinitas dan mengatakan bahwa Allah adalah Al Masih Ibnul Maryam. La haula wa laa quwwata illa billah.
 
Sedari dulu hingga kini, Perancis memiliki dendam dan permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslimin. Perancis, sebagaimana negara-negara barat kristen tidak rela sedikit pun akan kemajuan Islam dan kaum Muslimin, terlebih lagi jika mereka mampu dan berhasil menerapkan syariat Islam secara sempurna. Untuk itu, mereka atau Perancis selalu membuat kebijakan yang menentang Islam dan kaum Muslimin, serta syariatNya.
 
Perancis melarang kaum Muslimin di negeri tersebut mengenakan cadar atau burqa. Mereka juga melarang kaum Muslimin untuk membangun masjid dan menaranya, bahkan mengdiskriditkan dan mendzolimi hampir seluruh Muslim di negeri tersebut, khususnya para Muslimah.
 
Demikianlah kebencian yang sangat dari penjajah Perancis terhadap Islam dan kaum Muslimin, khususnya kepada syariat Islam. Jika kini Perancis menggempur Imarah Islam Azawad, maka pada hakikatnya itu adalah bentuk nyata dari kebencian Perancis terhadap syariat Islam yang semakin berkembang di Imarah Islam Azawad dan kemungkinan besar akan meluas ke seantero Mali, bahkan di negara-negara tetangganya. Hal inilah yang ditakutkan negara kafir harbi tersebut.
 
Dalam sebuah peta koalisi pasukan Salibis internasional bersama negara-negara bonek mereka, di bawah Perancis untuk menyerang Mali, terlihat negara Inggris, Italy, Belgia, Jerman, Denmark, dan tentu saja Uni Eropa (UE) ikut membantu Perancis dengan berbagai macam bantuan, termasuk dana, logistik, pasukan, dan senjata. Selain itu, Kanada, dan tentu saja AS, sebagai pimpinan perang salib baru, berada di belakang Perancis. Juga pasukan dari negara-negara kafir murtad, negara boneka yang ada di Afrika, seperti Senegal, Burkina, Togo, Nigeria, Benin, dan Niger.
 
Lebih parah lagi, PBB, yang selama ini masih dianggap sebagai institusi internasional yang netral (padahal PBB adalah antek koalisi Yahudi-Salibis)
 
PBB Senda Gurau
 
Ikut mendukung serangan terkutuk militer Perancis ke Mali melawan Mujahidin dari Imarah Islam Azawad. Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan serangan tersebut diharapkan dapat
 
memulihkan “integritas wilayah dan ketertiban konstitusi Mali”. DK PBB menggelar pertemuan darurat atas permintaan tuan-tuan mereka, khususnya Perancis pada Senin (14/1) di New York setelah serangan tersebut akhir pekan lalu. Setelah pertemuan Dubes Perancis untuk PBB Gerard Araud mengatakan pemerintahnya mendapat “dukungan dan pengertian” dari 14 anggota Dewan Keamanan PBB lain. Namun dia menambahkan bahwa Perancis juga menginginkan segera dikirimnya pasukan dari aliansi negara Afrika Barat “secepat mungkin”. Pasukan ini dikirim dengan payung resolusi DK PBB 2085, yang diteken Desember lalu dan memungkinkan digerakkannya sebuah pasukan beranggotakan 3.000-personil dengan pimpinan negara Afrika untuk turut mengamankan Mali karena situasi di lokasi yang nyaris hampa hukum dan penguasa sah. Pasukan asal Afrika diperkirakan sampai di Mali “dalam beberapa hari dan minggu” ini, kata Araud. Sementara pimpinan pasukan dipegang oleh Nigeria, yang komandannya sudah berada di lokasi.
 
Perang Besar Segera Terjadi, Khilafah Untuk Imarah Islam Azawad
 
Anshoruddin_4 
 
Perang terbuka dengan skala yang lebih besar nampaknya akan segera meletus di Mali. Marah, kecewa, bercampur rasa malu dan sombong menyulut Perancis untuk segera mengirimkan 2.500 pasukan darat untuk berhadapan langsung melawan Mujahidin Imarah Islam Azawad yang dibantu oleh Mujahidin Al Qaeda (AQIM), Mujahidin Tauhid wal Jihad, dan lainnya.
 
“Akan ada upaya secara bertahap untuk meningkatkan jumlah tentara Perancis hingga 2.500 personel,” kata seorang sumber yang dekat dengan Menteri Pertahanan Perancis, Jean-Yves Le Drian, Selasa (15/1/2013), seperti dikutip dari The Australian.
 
Sebelumnya, Presiden Francois Hollande sempat mengatakan, bahwa saat ini ada 750 tentara Perancis yang sudah ditempatkan di Mali. Tetapi, Hollande mengakui bahwa angka ini akan meningkat.
 
Rencana untuk mengerahkan pasukan sebesar itu bertentangan dengan saran para menteri pemerintah, bahwa keterlibatan pasukan darat Perancis akan dibatasi hanya untuk ‘melindungi’ ibu kota Mali, Bamako.
Menurut Le Monde dan media Perancis lainnya, Perancis juga berencana untuk mendaratkan sebuah kontingen besar tentara di kota Mopti, di wilayah tengah Mali. Dari titik ini, tentara Perancis bisa melakukan operasi militer ke wilayah utara negara itu.
 
Pasukan kafir Perancis telah melakukan invasi militer ke wilayah utara Mali atau di kawasan Imarah Islam Azawad tepatnya sejak akhir pekan lalu. Hal ini dilakukan untuk membendung eksistensi Mujahidin Imarah Islam Azawad yang berhasil menguasai wilayah Mali utara dan terus berkembang.
Tidak bisa disangkal lagi, kini mata seluruh dunia tertuju ke Mali, khususnya kaum Muslimin. Mereka harap-harap cemas dan terus melantunkan doa untuk kemenangan Mujahidin Imarah Islam Azawad yang dibantu oleh Mujahidin lainnya bersiap siaga menahan serangan pasukan kafir Perancis yang dibantu koalisi salibis internasional ditambah pasukan kafir murtad boneka negara-negara Afrika.
 
Perang besar berskala besar bisa jadi akan segera meletus, meningkatkan eskalasi dan tensi politik dan militer di negeri-negeri bekas jajahan kafir Perancis tersebut. Secara mengejutkan, Mujahidin bahkan melakukan serangan awal, sebagai langkah bertahan terbaik.
 
Sebuah pasukan Mujahidin yang menamakan dirinya Brigade Khaled Abul Abbas yang dipimpin oleh Abu Mokhtar Bin Mokhtar, menguasai Perusahaan minyak British Petroleum (BP) milik Inggris yang beroperasi di Aljazair.
 
Melalui juru bicaranya, Mujahidin menyampaikan ke media bahwa mereka berhasil membunuh 2 orang polisi, dan 6 orang lainnya terluka setelah mencoba melawan Mujahidin. Tidak ada dikabarkan adanya korban dari pihak Mujahidin. Mujahidin yang berafilisiasi dengan Al-Qaeda ini juga menyampaikan bahwa mereka menahan 41 para pekerja yang kebanyakan adalah warga negara Amerika, Perancis, Inggris, sisanya adalah beberapa warga negara lainnya seperti Jepang, Norwegia, dan Irlandia.
 
Mereka (Mujahidin) juga menyampaikan ke media, “Kami adalah dari Brigade Abul Abbas, yang dipimpin oleh Mokhtar Bin Mokhtar” katanya, seraya menyebutkan nama salah satu pemimpin Al Qaeda di Wilayah Barat Afrika. “Kami dikirim dari Mali dan menyususup ke Algeria” lanjutnya.
 
Tentu saja serangan gerak cepat dan taktis ini membuat syok koalisi salibis internasional dan memporak-porandakan rencana dan koalisi mereka. Perang besar, jihad melawan tentara salib nampaknya akan terus berlangsung dan menentukan masa depan Imarah Islam Azawad pada khususnya, dan kaum Muslimin pada umumnya.
 
Mujahidin Imarah Islam Azawad telah siap untuk berjihad. Bahkan mereka telah membantah klain media barat bahwa mereka telah dipukul mundur dan keluar dari kota Konna. Saat ini paling tidak telah bersatu antara Mujahidin Imarah Islam Azawad, yang lebih dikenal atau sebelumnya bernama Mujahidin Anshoruddin, kemudian Mujahidin dari Tauhid wal Jihad di Afrika Barat (MUJWA), dan bantuan dari Mujahidin Al Qaeda Wilayah Islam Maghribi (AQIM).
 
Dukungan dari gerakan-gerakan dakwah dan jihad seluruh dunia pun mulai mengalir ke Mali. Syekh Muhammad al Zawahiri hafidzahullah, adik dari amir Al Qaeda Syekh Ayman al Zawahiri hafidzahullah, kemarin membantu mengatur protes atau demonstrasi di depan
kedutaan Barat, yakni di depan kedubes Perancis di Kairo, memprotes invasi atau penjajahan Perancis atas Mali..
 
Menurut Agence France Presse (AFP), para pengunjuk rasa mengatakan bahwa Perancis telah “berperang melawan Islam” karena intervensi di Mali. Hal ini sangat jelas bagi kaum Muslimin yang masih diberikan oleh Allah bashirah, bahkan Presiden Perancis menyatakannya sendiri dan dibenarkan oleh firman Allah, Francois Hollande mengatakan bahwa Perancis tidak memiliki kepentingan di Mali kecuali untuk “mempertahankan Prinsip”. Dan kita tahu bahwa prinsip mereka telah tertulis di dalam Al-Qur’an, yakni :
“Orang-orang yahudi dan nasrani itu tidak akan pernah ridho kepadamu sampai kamu mengikuti millah (ajaran) mereka” (QS. Al-Baqoroh (2) : 120)
 
Dari London, dukungan untuk Mali, khususnya untuk Imarah Islam Azawad datang dari Syekh Anjem Choudary, dan para pendukungnya. Bersama umat Islam di Inggris, Syekh Anjem Choudary memimpin sebuah aksi unjuk rasa di depan kedubes Perancis di London, mengutuk serangan tersebut dan mendukung Mali untuk menegakkan Khilafah!
 
Dalam video yang telah dirilis, Syekh Anjem Choudary menyerukan “Bebaskan Tanah-Tanah Kaum Muslimin.”, dan meneriakkan, Shariah For Mali, alias Syariat Islam untuk Mali. Beberapa demonstran (terlihat juga anak-anak) membawa poster bertuliskan Jihad, dan Khilafah For Mali atau Khilafah Untuk Mali. Selain Syekh Anjem Choudary, Syekh Abu Izuddin juga terlihat memberikan orasi. Syekh Abu Izuddin sambil berorasi membawa poster bertuliskan : French Army : Crusaders! Pasukan militer Perancis, Tentara Salib!
 
Tentu saja, saat ini yang dibutuhkan adalah dukungan dari seluruh kaum Muslimin dalam berbagai bentuk dan sarana untuk kaum Muslimin di Imarah Islam Azawad.
 
azawat 
 
Bantuan dan dukungan bisa berupa aksi protes atas serangan terkutuk kafir Perancis di seluruh kedubes Perancis, do’a-do’a yang dilantunkan untuk kemenangan Mujahidin Imarah Islam Azawad, dan harapan serta doa agar masa depan Imarah Islam Azawad semakin membaik, penjajah kafir Perancis dapat diusir dari bumi Islam di seluruh Afrika, dan Khilafah Islam bisa ditegakkan di Mali dan sekitarnya. Allahu Akbar!
 
Wallahu’alam bis showab!
 
M Fachry